SEANDAINYA ada orang nekad berseru, “Bajing*** kau Thomez!”, besar kemungkinan saya pasti akan marah. Karena tersinggung, maka rasanya perlu saya lapor polisi dengan dasar pencemaran nama baik.
Kalau di jalan ada orang mengatakan, “Bajing***, kau orang!” sembari menunjuk identitas primordial seseorang, maka kemungkinan besar esoknya bisa terjadi kerusuhan berbau sektarian.
Pepatah bijak “Mulutmu Harimau-mu” sungguh menempatkan mulut di tempat yang maha kritis. Paus Benediktus beberapa kali “konsleting” dengan Umat Islam sedunia juga karena “kata-kata”.
Sungguh penggunaan kata “bajing*** walaupun dalam konteks “guyonan” merupakan pemilihan kata-kata yang kurang pas/tidak tepat. Maka hendaknya “dihindari” penggunaan kata-kata yang mengangung arti /konotasi buruk.
Pengalaman pribadi
Saya mau cerita pengalaman “berbahayanya” penggunaan kata-kata yang tidak pas.
Saya ceritakan kisah tiga tahun lalu, ketika saya pernah mengalami teror dari orang-orang yang “tersinggung” karena kalimat saya di acara talk show interaktif siaran radio mingguan saya bertajuk “Bengkel Bisnis”.
Dalam siaran tersebut, saya menyitir ajaran seorang tokoh agama yang saya bilang itu merupakan ajaran terbaik dalam mengatur kehidupan sosial.
Rupanya, ada kelompok orang tertentu yang tersinggung karena merasa ajarannya juga boleh dibilang terbaik dalam mengatur kehidupan sosial. Esoknya sekitar pukul 10 pagi, saya didatangi orang-orang dengan wajah beringas dan mendesak saya agar segera minta atas ucapan saya.
Istri saya sampai nangis gemetar ketakutan ketika puluhan orang merangsek masuk dengan wajah garang dan secara kasar ke kantor dan rumah saya. Mengancam saya dan keluarga saya. Saat itu, situasi menjadi genting, tidak memungkinkan untuk membela diri atas ucapan saya, akhirnya tanpa syarat saya meminta maaf , tertulis.
Masih beruntung kami tidak dianiaya atau rumah kami dibakar hanya karena kata-kata “sepele”
Nah inilah inti yang ingin saya sampaikan kepada para netters. Hati-hatilah dalam berbicara, karena kata-kata adalah pedang bermata dua! Bisa-bisa anda “dihukum” atas penggunaan kata-kata yang tidak tepat.