Bacaan Markus 2:13-17
Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mrk 2:14,16-17)
CARA berpikir serta rasa perasaan Yesus jauh berbeda dengan yang dipikirkan dan dirasakan orang-orang Farisi. Mereka menilai para pemungut cukai adalah sebagai orang berdosa dan musuh masyarakat yang tidak boleh didekati apalagi dilayani. Perlakuan yang sama juga ditujukan kepada orang yang sakit kusta. Mereka dikategorikan sebagai pendosa yang harus diajuhi dan tak boleh berelasi dengan orang kebanyakan. Singkatnya bagi orang Farisi, orang berdosa tetaplah tinggal dalam dosa selamanya. Karenanya mereka mengkritik Yesus tatkala memanggil Lewi yang sedang duduk di rumah cukai bahkan kemudian makan bersama dengan mereka. Yesus telah melanggar aturan hukum Yahudi.
Bagi Yesus, justru orang-orang seperti itulah yang harus dibantu dan disembuhkan. Bagi Tuhan, selalu terbuka kemungkinan bagi pertobatan. Inilah juga yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita sebagai murid-murid-Nya di zaman ini. Tentu kita tidak selalu dapat melakukan apa yang dilakukan Tuhan, tetapi setidaknya kita tidak bersikap seperti orang-orang Farisi. Selalu ada kemungkinan dan harapan bagi pertobatan.
Jika pergi memancing ikan,
pastikan laut teduh dan aman.
Mencari dan menyelamatkan,
panggilan hidup setiap orang beriman.
dari Papua tanah terberkati,
Berkah Dalem, rm.istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)