BERTEMPAT di Perhimpunan Vincentius Jakarta, Kramat Raya, Gerakan Solidaritas Asmat telah menyerahkan donasi tahap pertama kepada Keuskupan Agats, Selasa (30/1).
Gerakan Solidaritas Asmat ini terdiri dari organisasi-organisasi masyarakat Katolik, yaitu:
- Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta (FMKI KAJ).
- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
- Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI).
- Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA).
- Pemuda Katolik.
Semua ormas katolik di atas bekerjasama dengan lembaga berikut ini:
- Panitia Peduli Keuskupan Agats dari Profesional dan Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (PUKAT KAJ).
- UNIKA Atma Jaya di Jakarta.
Penyerahan donasi ini dilakukan bersamaan dengan dilangsungkannya acara pertemuan berbagai lembaga, organisasi, dan komunitas Katolik dengan agenda merespon gerakan tanggap darurat Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.
Lembaga Katolik yang turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain:
- PPKA PUKAT KAJ.
- FMKI KAJ.
- PP Pemuda Katolik.
- Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI).
- Karitas Indonesia KWI (KARINA).
- UNIKA Atma Jaya.
- Sie Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Paroki Katedral Jakarta.
- WKRI.
- Yayasan Widya Cahaya Nusantara (YWCAN).
- Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK).
Pertemuan ini juga dihadiri langsung oleh Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM.
Penyerahan donasi tahap pertama
Gerakan Solidaritas Asmat telah memulai pengumpulan donasi sejak tanggal 16 Januari 2018 yang lalu. Jumlah donasi tahap pertama periode 16/10/18 – 30/01/18 yang diserahkan berjumlah Rp 600.702.545,00.
- Penyerahan pertama melalui transfer ke rekening Keuskupan Agats di Bank BRI Timika – Unit Asmat atas nama Karitas Keuskupan Agats telah terlaksana pada hari Rabu tanggal 31 Januari 2018 sebesar Rp 404.272.564,00 (Empat ratus empat juta, dua ratus tujuh puluh dua ribu, lima ratus enam puluh empat rupiah).
- Transfer kedua untuk melengkapi jumlah total penyerahan donasi sebesar Rp 600.702.545,00 akan dilakukan pada hari Kamis tanggal 1 Februari 2018 besok. Demikian keterangan Ketua FMKI KAJ Yulius Setiarto menjawab Sesawi.Net.
Donasi yang telah terkumpul ini diserahkan langsung oleh Koordinator Gerakan Solidaritas Asmat, Yulius Setiarto, kepada Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM untuk membantu masyarakat Asmat.
Sebelum pertemuan, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dan salah satu angota Gerakan Solidaritas Asmat telah menyalurkan bantuan donasi kepada Keuskupan Agats sejumah Rp 50 juta.
Dalam pertemuan ini, Mgr. Aloysius Murwito, OFM memaparkan kondisi anak-anak di Asmat yang memang masih sangat memprihatinkan.
Hingga Desember 2017, menurut Mgr. Aloysius Murwito OFM, terdapat 71 korban meninggal, yang didominasi oleh anak-anak. Sebanyak kurang lebih 600 anak juga terserang campak dan gizi buruk.
Kini, sekitar 75% anak-anak telah dipulangkan ke rumah masing-masing dari rumah sakit umum di Kab. Asmat.
Letak permukiman yang sulit dijangkau, pola hidup dan pengetahuan kesehatan yang amat minim, tingkat kelahiran yang tinggi, serta masyarakat yang cenderung tergantung pada bantuan tunai menjadi keprihatinan yang makin menyulitkan keadaan di Asmat.
Mgr. Aloysius Murwito OFM sangat berterima kasih untuk segala bantuan yang diberikan. Namun, masih sangat dibutuhkan bantuan dana dan relawan yang mampu mendampingi masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
Pada acara penyerahan donasi itu, Ketua FMKI KAJ sekaligus Koordinator Gerakan Solidaritas Asmat terdiri dari sejumlah ormas dan lembaga Katolik mengungkapkan beberapa hal berikut ini:
- Keprihatinan atas KLB campak dan gizi buruk di Asmat rupanya telah membangkitkan begitu banyak lembaga, ormas, komunitas Katolik di KAJ untuk bergerak secara sukarela, bergotong royong, dan bersusah payah bersama untuk bisa membantu saudara-saudara di Kabupaten Asmat, Papua, yang sedang mengalami penderitaan.
- Komunikasi dan koordinasi yang sangat lancar, saling mengisi dan egaliter antarormas dan lembaga Katolik telah memudahkan kerja bersama ini. Yulius menangkap adanya ketulusan dari para peserta pertemuan.
- Bantuan dan uluran kasih dari berbagai pihak yang mengalir tiada henti dari berbagai tempat, baik pribadi maupun komunitas-komunitas, di dalam negeri maupun di luar negeri, itu menunjukkan semangat solidaritas yang sesungguhnya sebagai sesama warga negara.
Sebagai langkah selanjutnya, dalam pertemuan ini dibentuk pula tim kerja tanggap darurat Asmat yang terdiri dari perwakilan lembaga, organisasi, komunitas yang hadir dan akan dikoordinir oleh Brunoto dari PPKA PUKAT KAJ (Panitia Peduli Keuskupan Agats Keuskupan Agung Jakarta)
Rapat koordinasi untuk perencanaan langkah dan stategi selanjutnya rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2018 mendatang.
“Makna sesungguhnya dari pertemuan malam ini adalah pertautan komitmen untuk meneruskan dan mengembangkan aksi-aksi konkret yang sudah dan sedang dirancang. Saya percaya, jejaring yang semalam dibentuk akan semakin berdaya guna untuk membantu masyarakat Asmat melewati masa-masa tanggap darurat ini,” tambah Yulius, alumnus Seminari Mertoyudan. (Berlanjut)