Lentera Keluarga – Jangan Menunda Bertobat

0
2,050 views

Jumat, 23 Februari 2018. PW. St. Polikarpus, Uskup dan Martir.
Bacaan: Yeh 18:21-28; Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; Mat 5:20-26

Renungan

YEHEZKIEL memahami keselamatan bukan sebagai penjumlahan atas kebaikan dan keburukan yang dilakukan oleh seseorang selama hidupnya. Keselamatan ditentukan oleh akhir hidup seseorang ketika ia berjumpa dengan Tuhan : “Jika orang fasik bertobat..dan berpegang kepada ketetapanKu sertas melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti akan hidup…..segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi..(sebaliknya) Jika orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan…ia mati karena ia berbuah setia…segala kebaikannya tidak akann diingat-ingat”.

Namun kembali lagi, kapan kita akan berjumpa Tuhan? Kita tidak tahu saatnya. Maka penting bagi kita yang hidup baik, untuk terus  hidup baik. Dan bagi kita yang sadar bahwa kita melakukan dosa, segera kita harus bertobat. Jangan menunda untuk bertobat, selama masih ada kesempatan. Keselamatan tidak diukur dari jasa kita atau dosa kita di masa lalu, tetapi dari bagaimana kita hidup sekarang ini.

Masa prapaskah mengingatkan kepada kita bahwa Tuhan tidak fokus pada masa lalu kita, tetapi pada hidup kita sekarang ini. Kebaikan yang kita lakukan jangan membuat kita jadi sombong dan merasa layak di hadapanNya; sebaliknya kesalahan dan dosa kita jangan membuat kita takut untuk segera datang kepadaNya dan memohon ampun kepadaNya. Tuhan memperhitungkan hidup kita sekarang ini.

Demikian juga halnya dalam hidup berkeluarga. Keharmonisan keluarga tidak ditentukan oleh masa lalu kita masing-masing, tetapi oleh keadaan kita sekarang ini. Penting bagi kita untuk tidak “menyimpan luka”  sehingga kita menolak untuk mengampuni. Demikian juga penting  bagi kita untuk tidak menunda-nunda datang kepada keluarga kita untuk bertobat jikalau selama ini kita melakukan kesalahan.

Kontemplasi

Renungkanlah bagaimana Yehezkiel memberikan pengajaran mengenai keselamatan.

Refleksi

Apakah aku masih menunda untuk bertobat?  Apa alasanku untuk menunda? Bagaimana caranya aku berani mengambil keputusan untuk segera bertobat?

Doa

Ya Bapa, aku datang kepadaMu memohon kasih dan pengampunanMu atas segala dosa dan kesombonganku, Amin.

Perutusan

Mengaku dosalah satu sama lain dan terimalah sakramen rekonsiliasi.

https://www.youtube.com/watch?v=y53DJ5-3VKI

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here