MANUSIA jauh lebih sering mengingat, mencatat dan mengungkit-ungkit kesalahan seseorang daripada kebaikan yang dilakukannya. Dengan demikian pengampunan merupakan suatu tindakan yang paling sulit dikerjakan. Memaafkan satu kali, mungkin bisa kita lakukan walau dengan berat hati. Tetapi bila seseorang melakukan kesalahan berulang kali kepada kita, jangan berharap dimaafkan karena tindakannya sungguh-sungguh memicu emosi. Kita merasa disepelekan dan tidak dihargai olehnya.
Sekarang coba ambil waktu sejenak untuk introspeksi diri. Renungkan kembali perjalanan hidup kita. Sampai saat ini, berapa kali kita sudah mengecewakan Tuhan dan menyakiti hatiNya dengan pikiran, perkataan dan tindakan kita? Tak terhitung banyaknya…tapi Tuhan senantiasa mengampuni kita dan tetap mengasihi kita. Bila kita tetap bersikeras untuk tidak memberikan pengampunan kepada sesama, bukankah kita juga berperilaku seperti hamba yang jahat, yang dikisahkan pada injil hari ini?
Kita semua dipanggil Tuhan untuk memberikan pengampunan tanpa batas kepada sesama. Memang tidak mudah, tapi kita harus menyadari bahwa pengampunan memutuskan rantai kebencian dan dendam, serta membebaskan kita dari belenggu sakit hati. Pengampunan membuka kesempatan kepada kita untuk memulihkan kembali relasi yang terputus sehingga tercipta kehidupan yang rukun dan damai.
Mari belajar mengampuni, mohon rahmat kekuatan daripadaNya agar kasih dan pengampunan tumbuh subur di lahan hati kita, dengan demikian memusnahkan bibit kebencian dan dendam yang mulai bersemi.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)