Wacana penggunaan anggur lokal dalam pelaksanaan ibadah misa di seluruh Gereja Katolik di tanah air akan dibahas dalam Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia ,kata Ketua Komisi Hubungan Antar Agama KWI, Antonius Benny Susetyo, Pr.
“Para uskup ingin membuka perkebunan dan pabrik anggur untuk memproduksi sari anggur lokal yang digunakan dalam misa,” kata pria yang akrab disapa Romo Benny itu di Jakarta, Senin.
Menurut Romo Benny, ide dasar dari wacana anggur lokal/ swasembada tersebut adalah untuk meningkatkan potensi ekonomi dalam negeri sehingga pemerintah tidak perlu lagi mengimpor anggur misa yang selama ini berasal dari Eropa.
“Dengan adanya perkebunan dan pabrik anggur tersebut, nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar,” jelas Ketua Komisi Hubungan Antar Agama KWI itu.
Romo Benny juga menambahkan bahwa KWI akan bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memilih sejumlah tempat yang akan digunakan sebagai perkebunan anggur dan dibangun pabrik anggur,
Sementara itu, Ketua Presidium KWI Mgr. Situmorang mengatakan bahwa upaya swasembada anggur tersebut merupakan bentuk rasa nasionalisme umat Katolik terhadap Indonesia.
“Saya melihat anggur misa sampai sekarang masih diimpor dari Eropa dengan adanya kemudahan dari pihak Pemerintah. Apakah tidak mungkin kita memproduksi sendiri? Justru itu adalah bentuk rasa nasionalisme kita,” kata Mgr. Situmorang usai membuka Sidang Tahunan KWI di Jakarta, Senin.
Selama lebih dari 100 tahun, Gereja Katolik di Indonesia harus mengimpor anggur untuk keperluan ibadah misa. Oleh karena itu, wacana swasembada anggur tersebut perlu ditindaklanjuti agar dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam negeri.
Tim Anggur Misa dari Fakultas Teknik Pertanian Unika Soegijopranoto Semarang telah melakukan uji coba sampel anggur dengan menggunakan dua jenis anggur lokal, jenis “autumn royal” dan “red globe”, dengan penambahan gula 10 persen dan anggur Australia 20 persen.
Hasilnya menunjukkan bahwa sampel anggur misa tersebut mengandung kadar alkohol 40 persen dan gula 12 persen, sementara anggur impor mengandung kadar alkohol 38 persen dan gula 19 persen.