Krisis Zona Euro Sudah Makan Dua Perdana Menteri

0
837 views

EROPA –khususnya negara-negara pemakai mata uang Euro—boleh dibilang ketar-ketir menyikapi efek domino krisis keuangan di zona Euro akhir-akhir ini. Hanya selang tiga hari setelah Perdana Menteri Yunani George Papandreou dipaksa mundur karena tidak mendapat dukungan politik dari mayoritas anggota parlemen, kini Italia mulai mendapatkan pil pahit.

PM Italia yang super flamboyan Silvio Berlusconi pun dipaksa mundur dari jabatannya, setelah mayoritas anggota parlemen Negeri Pizza ini juga tak mendukungnya. “Saya rela mundur,” tutur perdana menteri sekaligus pemilik klub sepak bola Inter Milan ini dengan muka sedih.

Meski dalam hatinya pasti enggan meninggalkan kursi empuk di puncak kekuasaan di Italia, Berlusconi mencoba menghibur publik dan tentu juga dirinya sendiri dengan pernyataan lanjut. “Saat ini, yang penting bukan lagi siapa yang harus memimpin Italia, melainkan bisa berbuat apa untuk menolong negeri ini dari krisis keuangan,” ungkap politisi gaek berumur 75 tahun.

Presiden Italia Giorgio Napolitano menyambut baik keputusan Berlusconi meninggalkan kursi PM dan berharap segera tampil pemimpin baru agar krisis keuangan ini tidak merembet kemana-mana. Kekhawatiran ini sangat logis, mengingat krisis keuangan Italia sudah masuk kategori merah.

Itulah sebabnya Anggota Dewan Komisi Eropa Bidang Ekonomi Olli Rehn dalam waktu dekat akan segera terbang ke Roma menemui pejabat-pejabat senior Italia membahas program penyelamatan ekonomi nasional ini.

Berlusconi tentu saja tak akan jatuh melarat, meski kursi PM dia tinggalkan. Jauh sebelum terjun ke panggung politik dan kemudian menjadi tokoh nasional sejak tahun 1994 dengan  Forza Italia –parpol yang menjadi tunggangannya–, Berlusconi sudah berjaya di dunia bisnis skala raksasa. Ia sudah malang melintang selama tiga kali periode di panggung politik Italia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here