JUDUL buku baru ini menarik dan menggelitik rasa ingin tahu: NU Penjaga NKRI.
Kata ‘penjaga’ kadang identik dengan ‘satpam’ alias satuan tugas pengamanan.
Kalau di luaran gedung, mereka itu sering disebut Hansip atau cukup disapa Satpam lengkap dengan busana seragamnya yang berwarna hijau kluwus.
Sementara, mereka dengan tugas dan kewajiban sama, namun berada di lingkungan kantoran sering disebut PKD alias Petugas Keamanan Dalam dengan kostum seragam warna biru tua.
Satpam berkualifikasi terhormat
Nah, mengapa buku baru besutan Penerbit Kanisius Yogyakarta ini dengan jelas menyebut NU sebagai ‘penjaga’ dengan objek yang dijaganya adalah NKRI?
Syahdan, mendiang Presiden KH Abdurrahman “Gus Dur” Wahid pernah memberi ujaran nasihat kepada KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus sebagai berikut.
NU (Nahdlatul Uama) itu, demikian kata mendiang Gus Dur, selamanya memang harus selalu rela hati menjadi “satpam”. Namun, bukan satpam biasa melainkan satmpa dengan kualifikasi terhormat dalam upayanya senantiasa menjaga eksistensi NKRI.
Manakala dibutuhkan oleh negara dan pemerintah, maka keberadaan NU tiba-tiba saja dirasakan urgensi dan manfaat signifikannya. Bila keadaan negara sudah oke, maka NU serta-merta sering mudah dilupakan dan ditinggalkan.
Dalam konteks itulah, Gus Dur lalu menukasi perbincanganya dengan Gus Mus bahwa NU itu memanglah ‘satpam’ namun berkualifikasi ‘tidak biasa’.
Itu karena fungsi dan perannya yang begitu sentral dan signifikan di Republik ini. Yakni, tugas moral untuk menjadi sekuriti atas eksistensi bangsa dan negara NKRI di tengah segala ancaman yang memecah belah kesatuan bangsa yang multi dimensional ini.
Jawaban Gus Dur itu jelas menunjukkan bahwa NU bukan ‘satpam biasa’.
Diminta atau tidak diminta, maka NU akan tampil di garis depan membela kepentingan negara dan bangsa untuk mempertahankan eksistensinya.
Dirilis di Kantor PBNU
Pada konteks itulah, buku baru dengan judul menarik itu lalu diketengahkan ke publik dalam sebuah ekspose di Kantor PBNU di Jakarta Pusat, Selasa (10/4) lalu.
Hadir dalam rilis buku anyar ini adalah Ketua PBNU Prof. Dr. KH Said Agil Siroj dan Direktur Penerbit Kanisius Yogyakarta Romo Azis Mardopo SJ.
Buku baru bertitel NU Penjaga NKRI ini punya ketebalan halaman sebanyak 365 plus tambahan lainnya.
Ketua KWI sekaligus Uskup Agung KAJ Mgr. Ignatius Suharyo ikut berpartisipasi ‘mengisi’ buku baru dengan dengan ulasan Kata Pengantar.
Sementara, Ketua PBNU KH Said Agil Sirodj merangkum buku ini dengan ulasannya di bagian Kata Penutup.
Buku NU Penjaga NKRI digarap oleh Agus Sunyoto et alii dan disunting oleh Iip D. Yahya.