SETIAP tahun, Panitia Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam menjunjung perdamaian dan martabat manusia.
Suster Bunda Teresa dari Calcutta atau yang digelari Santa Teresa atau juga sering disebut oleh orang-orang miskin di Calcutta “Bunda Teresa” adalah salah satu penerima hadiah nobel kemanusiaan.
Bunda Teresa sungguh membawa damai sejahtera bagi orang-orang miskin tersingkir di Calcutta.
Bukan kesejahteraan seperti yang diberikan dunia, tetapi sejahtera karena dihargai dan diterima layaknya sebagai manusia.
Yesus hari ini berbicara kepada murid-muridNya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”.
Sebagai pengikut-Nya, kita harus bisa menularkan damai Kristus. Kita diminta menjadi alat pembawa damai.
Bagaimana dan dimanakah kita harus membawa damai?
Santo Fransiskus Assisi telah menunjukkan jalannya; di tempat terjadi saling membenci, kita harus membawa cintakasih; di tempat terjadi penghinaan, kita membawa pengampunan; di tempat terjadi perselisihan, kita membawa kerukunan; bila ada orang yang bimbang, kita memberi kepastian; bila terjadi kesesatan, kita membawa kebenaran; bila saudara-saudari kita sedang cemas, kita memberi harapan; bila ada yang bersedih, kita memberi penghiburan agar mereka gembira; bila sedang mengalami kegelapan hidup, kita membawa terang dan harapan.
Walaupun kita tidak mendapat hadiah Nobel, tetapi hadiah Tuhan pasti lebih besar daripada Nobel.
Marilah sabda Yesus itu kita hayati dalam hidup sehari-hari yakni dengan menularkan warisan damai yang ditinggalkan Yesus kepada kita.
Ekaristi adalah sumber damai kita dengan Yesus. Jangan lupa datang di Ekaristi-Nya.
Oh ya hari ini juga dimulai Bulan Rosario. Mari berdoa rosario bersama Bunda-Nya. Selamat merenungkan dan berkah Dalem.