Bacaan Matius 6:19-23
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Sahabat pelita hati,
APAKAH Tuhan -kala itu- melarang murid-murid-Nya untuk mengumpulkan harta? Dan apakah larangan yang sama juga tertuju kepada kita yang hidup di zaman kini? Mari kita runut keadaan dan alasan hingga muncul sabda ini. Konon, pada zaman Yesus ada kecenderungan orang sangat materialistik alias mengejar hal-hal duniawi dan terjadi pada kalangan pejabat agama dan orang-orang yang berkedudukan tinggi. Mereka amat tamak dan serakah dengan menghalalkan segala cara bahkan dengan alasan ibadah suci. Itulah sebabnya Yesus pernah marah dan mengobrak-abrik para pedagang di pelataran Bait Suci. Di balik para pedagang sejatinya ada orang-orang Saduki yang berkuasa atas kawasan bait Alah tersebut.Yesus juga mengecam orang-orang Farisi yang disebutnya sebagai hamba-hamba uang dan menelan rumah janda-janda, mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang (Lih. Mat 23).
Hal mengejar materi atau harta ini juga terjadi pada zaman Yesus di mana para pemimpin agama memiliki kecenderungan menjadi sangat materialistis, tamak, bahkan ada kalanya mereka licik dalam memenuhi ambisi mereka. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat mengecam orang-orang Farisi yang dikenal sebagai hamba-hamba uang (baca Lukas 16:14). “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang.” (Matius 23:14a). Mengapa Tuhan Yesus mengecam mereka? Karena mereka begitu serakah, demi materi mereka menghalalkan segala cara.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini memberi inspirasi kepada kita agar kita menjauhkan diri dari sikap tamak dan serakah. Sudah saatnya kita mengumpulkan ‘harga sorgawi’ yakni kebaikan, sikap bijak, iman, kasih dan persaudaraan dengan sesama. Harta ini tak akan musna dimakan ngengat. Memang benar kebaikan dan keutamaan yang kita tabur akan tetap harum dan dikenang sepanjang zaman. Karena itu marilah kita hayati nasehat Rasul Paulus ini: “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:2).
Jika berani mengaku salah,
akan datang pengampunan.
Carilah dahulu Kerajaan Allah,
semuanya akan ditambahkan kemudian.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)