“#SIAP, Sigap, Berkarya”. Euforia pekikan hastag khas Temu Orang Muda Katolik se-Paroki Pahauman, Keuskupan Agung Pontianak ini menggelegar setiap kali MC mengucapkan ajakan berupa slogan “OMK Paroki Pahauman.”
Geliat pembinaan OMK dalam program yang bernama Temu Orang Muda Katolik akhir-akhir ini sedang gencar dilaksanakan di beberapa wilayah Keuskupan Agung Pontianak. Salah satunya adalah Paroki St. Yohanes Pemandi Pahauman.
Tujuan dari program TOMK ini salah satunya adalah guna menyikapi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi kaum muda sekarang ini. Mentalitas kaum muda yang sedang mengalami proses transisi yang menyeluruh di tengah-tengah masyarakat dunia saat ini masih sangat rentan bila harus berhadapan langsung dengan permasalahan-permasalahan seperti: narkoba, miras, pergaulan bebas dan sebagainya.
Kaum muda diibaratkan seperti benih yang baru tumbuh. Tunasnya masih segar dan hijau, namun akarnya masih lemah bila harus bersentuhan langsung dengan sengatan terik matahari dan hujan badai. Oleh karena itu tunas muda tersebut membutuhkan perlindungan. Salah satu tempat perlindungan yang aman adalah Gereja.
Prakarsa KomKep
Gerakan kumpul lokal OMK se-Paroki Pahauman ini diprakarsai oleh Komisi Kepemudaan Paroki St. Yohanes Pemandi Pahauman dan mendapat dukungan penuh dari Romo Yosef Ekatom OFMCap selaku Pastor Moderator OMK Paroki.
Gathering TOMK ini dibuka dalam seremonial misa pembukaan yang dipimpin oleh Romo Yosef Ekatom OFMCap.
Dalam pengantarnya Romo Yosef mengaku bangga karena begitu banyak jumlah OMK yang datang memenuhi undangan panitia, dan berharap bahwa kegiatan TOMK ini menjadi sarana untuk saling berbagi, mendukung dalam kasih persaudaraan.
Hadir juga Romo Astanto CM, bersama beberapa OMK dari Pontianak guna memenuhi undangan panitia TOMK.
Menurut Romo Astanto CM, kegiatan ini merupakan salah satu wadah yang memperkuat barisan terdepan Gereja yang terletak di pundak OMK. Penanaman nilai-nilai dinamika di antara orang muda dalam menghidupi hakekat gereja yang bersaudara, berkumpul perlu ditanamkan terus-menerus.
“Hidup menggereja bagi OMK bukan hanya sekedar ‘ngumpul’ saja tetapi mereka perlu juga dibekali pengetahuan umum dan pengetahuan seputar hidup menggereja, supaya mampu menghidupi imannya dan pengembangkan diri,” ungkap Romo.
“Semoga pertemuan akbar seperti ini menyadarkan OMK agar memiliki rasa nasionalisme. Tidak lagi memiliki cara pandang yang sempit, hanya berkutat, terpusat pada diri sendiri, sehingga OMK mampu membuka wawasan yang luas bahwa mereka ini adalah warga negara Indonesia, tidak ada warga Kalbar, Jatim, dan sebagainya. Bukan hanya mau ngumpul secara lokal saja tetapi juga mau ngumpul secara nasional bahkan internasional,” pungkasnya.
Menurut data yang diperoleh dari panitia tercatat 1.250 Orang Muda Katolik ini berhasil dikumpulkan dalam ajang Temu Orang Muda Katolik, yang berlangsung selama empat hari pada 20-23 Juni 2018 yang lalu. “Sebanyak 1.250 Jumlah partisipan yang mengikuti TOMK plus 60 panitia. Mereka ini datang dari 177 stasi yang kemudian tergabung dalam 13 wilayah yang ada di pusat paroki,” ungkap Tarsisius, Ketua Panitia TOMK 2018.
Aneka lomba
Untuk memeriahkan pertemuan akbar TOMK ini, panitia mengemas beberapa perlombaan dan seminar yang semua kegiatannya terpusat di komplek Persekolah asuhan Suster SFIC, SMP dan SMA St. Benediktus Pahauman.
“Ada enam macam perlombaan yang disuguhkan oleh panitia antara lain; lomba paduan suara, solo putra/putri, Membuat miniatur Gereja Paroki, bola volley putra/putri, lomba karung putra/putri, dan lomba berpacu dalam doa,” ungkap Sr. Agata SFIC, selaku juri sekaligus panitia TOMK.
Selain itu ada juga malam pentas seni dan kreasi. Malam pentas seni yang dibawakan oleh OMK ini dibuka dengan perkenalan ordo atau tarekat hidup membiara. Panitia mempersilakan perwakilan dari beberapa tarekat untuk memperkenalkan diri di hadapan 1.250 OMK serta memberikan kesan dan pesannya masing-masing.
Dalam kesempatan ini, panitia juga mengundang beberapa tamu undangan seperti ketua wilayah dan perwakilan dari pemerintahan, salah satunya adalah Maria Goreti, anggota DPD RI perwakilan dari Kalimantan Barat.
Alumnus Universitas Atmajaya Yogyakarta yang dikalangan OMK akrab disapa Bunda OMK ini menyempatkan diri hadir di tengah-tengah OMK guna memberi motivasi kepada tunas-tunas muda gereja ini. “OMK jangan sekali-kali tinggalkan kegiatan seperti ini, karena melalui TOMK inilah kepribadianmu akan dibentuk menjadi OMK yang berani bersaksi. Saya bisa seperti sekarang ini berkat aktif dalam kegiatan OMK,” ungkapnya memberi kesaksian.
TOMK ditutup dengan misa penutupan yang dipimpin oleh Romo Yosef Ekatom OFMCap.
Romo Moderator OMK ini lalu memberikan berkat perutusan kepada seluruh OMK yang hadir agar siap menjadi garam dan terang dunia selaras dengan tema TOMK 2018 “OMK Menjadi Garam dan Terang Dunia.” Setelah berkat penutup acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian hadiah kepada peserta yang menjuarai beberapa perlombaan.
.
SELAMAT SUSTER ATAS PELAYANANNYA. Semangat Kristus yaitu kasih, pengorbanan, membawa semangat penginjilan kepada setiap org yg haus dan rindu akan keselamatan kekal terus ditanam dan dipupuk dibina Iman anak2 muda Omk, jadikan mereka laskar kristus dimasa datang supaya kerajaan Allah didunia ini dpt dinikmati oleh setiap org dan banyak org memperoleh keselamatan. Kemudian para Biarawan/i saat ini mempunyai pola yg berbeda sesuai tuntutan zaman melayani umat seperti pembinaan anak muda, Bina Iman, Sekami, Omk dll sehingga perpanjangan tangan Tuhan utk menjangkau jiwa2 yg rindubakan keselamatan dlm Kristus. JANGAN LELAH BEKERJA DILADANGNYA TUHAN, ROH KUDUS SELALU MENGUATKAN.