Para Uskup dan Kuria Regio Jawa Kunjungi Panti Rehabilitasi NAPZA Yayasan Sekar Mawar

0
1,008 views
Para uskup dan pengurus Yayasan Sekar Mawar. (Dok. YSM)

APA yang bisa dilakukan oleh Gereja atau paroki agar produsen dan perdagangan narkoba tidak berkembang?

Demikian salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Romo BS Mardiatmadja SJ kepada Yeremias Jebaut S.ST selaku Program Manager Panti Rehabilitasi Sekar Mawar Bandung.

Romo Mardi adalah salah satu peserta yang ikut dalam acara kunjungan para Uskup dan Kuria se-Regio Jawa ke Panti Rehabilitasi NAPZA Yayasan Sekar Mawar (YSM) Keuskupan Bandung (4/7/2018).

Sambutan Ketua Yayasan Sekar Mawar Keuskupan Bandun Romo Yulius Hirnawan OSC.

Panti Rehabilitasi NAPZA berbasis Therapeutic Community ini dipilih menjadi tempat yang dikunjungi oleh para Uskup dan Kuria berjumlah sekitar 44 orang. Mereka berasal dari tujuh Keuskupan yaitu yaitu Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Malang, dan Keuskupan Surabaya.

Kunjungan  ini menjadi salah satu agenda dalam rangkaian acara Pertemuan Para Uskup dan Kuria Regio Jawa yang diselenggarakan tanggal 3–5 Juli 2018 di Keuskupan Bandung.

Ketua YSM Romo Yulius Hirnawan OSC mengawali acara ini dengan kata sambutan dan perkenalan seluruh personil dalam Organ Yayasan.

Tiga orang Uskup (ki-ka: Mgr. Anton, Mgr. Suharyo, dan Mgr. Rubiyatmoko) mendengarkan paparan.

Sambil bersantap siang, para Uskup dan Kuria mendapat penjelasan Direktur Pelaksana YSM tentang panorama YSM meliputi sejarah, visi, misi, serta kegiatan atau karya-karya pelayanan yang telah dilakukan oleh YSM sampai saat ini. Para residen dan staf Panti Rehabilitasi ikut tampil di acara tersebut dengan menyanyikan dua buah lagu.

Paparan materi YSM

Para Uskup dan Kuria selanjutnya mendapatkan pemaparan dari Manajer Program tentang NAPZA (Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) dan Metoda Pemulihan Therapeutic Community. Dua orang alumni Sekar Mawar tampil memberikan kesaksian perjalanan hidup mereka sejak memakai narkoba hingga menjalani pemulihan di Panti Rehabilitasi.

Sharing aftercare YSM.

Mereka saat ini telah menjalani kehidupan di luar Panti yang seorang telah berhasil menyelesaikan studi di sebuah Perguruan Tinggi di Bandung, dan yang satunya lagi memutuskan untuk bergabung di YSM menjadi  seorang Konselor Adiksi.

Beberapa pertanyaan dilontarkan oleh peserta dalam sesi  tanya jawab.

Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar dalam jaringan peredaran narkoba. Banyak orang, termasuk oknum aparat, sudah terlibat didalam jaringan yang bersifat internasional ini. Untuk memberantas narkoba memang bukanlah hal yang mudah.

Permintaan yang tinggi  membuat harga narkoba di Indonesia menjadi sangat tinggi. Tak heran, bila banyak orang tergiur untuk masuk dalam bisnis haram ini. Agar peredaran narkoba tidak berkembang,  ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu dengan mengurangi jumlah penawaran (supply reduction) dan permintaanya (demand reduction).

Para Uskup dan Kuria se-Regio Jawa kunjungi Panti Rehabilitasi Korban NAPZA di Yayasan Sekar Mawar.

Masyarakat perlu diberikan penyadaran akan bahaya narkoba ini. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam hal ini. Di gereja atau paroki dapat dibentuk biro konsultasi keluarga atau konsultasi tentang narkoba untuk mengurangi jumlah korban sekaligus  menekan jumlah permintaan. Melihat tren jenis-jenis narkoba yang beredar saat ini, maka bisa diprediksi  5-10 tahun ke depan akan banyak orang yang mengalami gangguan mental.

Keluarga perlu diberi wawasan dan pengetahuan agar dapat terhindar dari risiko ini.

Naik “KA Odong-odong” menuju lokasi taman wisata.
Mgr. Anton (Bandung), Mgr. Paskalis (Bogor) dan Administrator Keuskupan Purwokerto Romo Puryatno (kiri belakang) menikmati perjalanan dengan “KA Odong-odong”.

Taman Lembah Dewata

Setelah mengunjungi Panti Rehabilitasi NAPZA, para Uskup dan Kuria diajak mengunjungi area wisata Taman Lembah Dewata yang terletak sekitar 1,5 km dari Panti Rehabilitasi.

Di kawasan wisata dengan pemandangan danau buatan itu, para peserta langsung disambut oleh Pak Hermanto, pemilik tempat wisata tersebut. Sebagian tanah di area ini rencana akan dibangun tempat Rehabilitasi NAPZA yang baru. Para peserta selanjutnya mendapat gambaran tentang rancangan bangunan panti yang disampaikan oleh team desain panti.

Di Taman Lembah Dewata, para Uskup  secara simbolis menanam tujuh pohon yang dalam bahasa Sunda disebut ‘Ki Acret’ (Spathodea campanulata) di area yang telah ditentukan.

Penanaman pohon oleh tujuh Uskup dari Regio Jawa.

Ibadat singkat mengawali ritual pemberkatan dan penanaman  pohon di area tersebut. Udara sejuk dan pemandangan indah di tepi danau  membuat para peserta yang hadir merasa gembira dan nyaman di tempat itu.

Sajian makanan khas setempat seperti ketan bakar, jagung rebus, colenak, aneka gorengan, dan minuman bandrek menjadi santapan hangat di sore hari yang cerah itu. Acara naik kereta api mengelilingi  danau menjadi pelengkap kegembiraan para Uskup dan Kuria yang hadir pada saat itu. Senyum dan keceriaan akhirnya terlihat di wajah  para petinggi gereja itu, di sela-sela tugas penggembalaan yang mereka emban di Keuskupan masing-masing.

Para Uskup dan pengampu Yayasan Sekar Mawar berposes di depan wahana rekreasi danau buatan di Taman Lembah Dewata.
Bergembira bersama menikmati indahnya panorama alam di Taman Lembah Dewata.

 Anastasia C Yayasan Sekar Mawar, Keuskupan Bandung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here