Kisah St. Petrus di Pesta Pelindung Wilayah St. Petrus Paroki Katedral Banjarmasin

0
1,053 views
Misa syukur pesta peringatan pelindung Wilayah St. Petrus - Paroki Keluarga Kudus Katedral Banjarmasin, Kalsel. (Ist)

UMAT katolik Wilayah Santo Petrus Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin menyelenggarakan pesta perayaan santo pelindungnya yang ke-18 tanggal 29 Juni 2018 silam. Perayaan sederhana ini berlangsung di rumah keluarga Pak Aloysius Jono Purwadi di Jl. Rawasari, Kota Banjarmasin.

Pada awal perayaan, Pak Warjiman selaku Ketua Wilayah St. Petrus menyampaikan pengantar dan  sejarah singkat Wilayah St. Petrus.

Ia mengawali pembicaraannya dengan mengutip teks Kitab Suci  yang berbunyi demikian:  “…Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku…” (Mat 16:18)

Lebih lanjut, Bapak Warjiman menceritakan sebagai berikut. Wilayah Santo Petrus merupakan wilayah pemekaran Wilayah Santo Paulus dan itu terjadi pada tahun 2000. Wilayah asal itu mempunyai batas wilayah, mulai dari Jl. Kini Balu, Jl. Pembangunan I,  dan Rawasari Raya hingga Simpang Jagung.

Misa syukur bersama dua imam dan seorang diakon.

Komposisi demografi

Jumlah jiwa ada sebanyak 150 dari 45 KK, terbagi dalam dua komunitas yakni KBG 1 dan 2.

Para anggota wilayah ini mempunyai berbagai karakter dan mereka berasal dari beberapa etnik yakni Jawa, Batak, Flores, Dayak, Tionghoa, dan Timor.

Tingkat perekonomian warganya menengah ke atas dengan berbagai latar belakang pekerjaan misalnya dosen, wiraswata,  dan karaywan, serta tingkat usia dari bayi hingga manula.

Ketua wilayah  mengakui bahwa potensi kaum muda yang terhimpun dalam organisasi OMK Wilayah St. Petrus adalah kekayaan yang tak terhingga. Ini sedemikian rupa  sehingga pada tahun ke-15 sejak Wilayah St. Petrus terbentuk sudah ada satu pemuda yang terpanggil menjadi pekerja di ladang Tuhan.

Pesta wilayah menjadi pesta keluarga yang berada di Wilayah St. Petrus.

Ia telah menjadi imam diosesan Keuskupan Banjarmasin,  yakni Romo  Andreas Settyo Indroprojo Pr. Imam ini adalah anak  pasutri Bapak Aloysius Jono Purwadi dan Ibu Helena.  Ia menerima Sakramen Imamatnya  pada tanggal 28 agustus 2015.

Harapan selanjutnya semoga ada yang menyusul dari anggota Orang Muda Katolik (OMK) Wilayah St. Petrus mampu menunjukkan jatidirinya untuk menjawab panggilan Tuhan  sebagai religius.

Masih menurut Pak Warjiman, umat Wilayah St. Petrus selalu aktif dan mau terlibat dalam semua kegiatan hidup menggereja baik di tingkat wilayah maupun  di paroki dan bahkan tingkat keuskupan. ”Walaupun sering tidak dapat juara pada kegiatan lomba-lomba, namun semangatnyalah yang juara,”  kata ayah dua anak ini sembari tersipu. 

Perayaan Ekaristi pesta santo pelindung Wilayah St. Petrus dipimpin oleh Romo Krispinus Cosmas Boli Tukan MSF (Pastor Paroki sekaligus VikJend Keuskupan Banjarmasin) dan Romo Andreas Setyo Indroprojo Pr (Dirdios KKI) bersama pendamping Diakon Tarsisius Asmat MSF.

Selain umat dari wilayah Santo Petrus,  acara itu juga dihadiri sejumlah frater dan suster  serta pengurus DPP Gereja Katedral.

Acara diawali dengan homili Romo Cosmas  yang menyapa seluruh umat yang hadir  dengan hangat serta mengucapkan proficiat.  Ia lalu mengatakan bahwa kegembiraan yang dibagi-bagi,  maka akan semakin besar. Kesedihan yang dikisahkan,  maka akan berkurang kesedihan itu.

Teladan Rasul Petrus

Romo Cosmas menekankan pentingnya seluruh umat agar bisa saling mendukung dan mendalami keutamaan-keutamaan baik yang  dimiliki, dihidupi dan dikembangkan oleh Rasul Petrus yang dipilih menjadi pelindung wilayah. Teladan Santo Petrus  menjadi kekuatan Gereja untuk menghadapi berbagai tantangan dengan penuh keberanian.

Lebih lanjut, romo Paroki Katedral ini mengajak umat mendalami  siapa sosok Rasul Petrus berdasarkan Kitab Suci.  “Dari Kitab Suci, kita tahu bahwa nama awal Om Petrus ini adalah Simon,” ujar romo sambil tersenyum.

Pesta rohani dan jasmani di antara warga umat Wilayah St. Petrus.

Setelah dipanggil Yesus menjadi murid-Nya,  namanya berubah dan lebih dikenal dengan Petrus  (Yoh. 1 :41-42): “ Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Petrus yang berarti wadas atau batu karang, dan sejak saat itu dia dikenal dengan nama ‘Bapak Petrus alias Petrus,” kata Romo Cosmas dengan wajah senyum sambil melirik umat kiri dan kanan.

Rasul Petrus berasal dari keluarga sederhana, ia seorang  nelayan, bapaknya Yohanes juga nelayan , orangnya lugu dan tidak sekolah alias berpendidikan redah.

Seorang yang kelihatan sok jago dan menganggap enteng setiap persoalan, tapi begitu dihadapkan pada masalah malah mundur . Omong besar di Taman Getsemani “nyawanya akan diserahkan demi Yesus” tapi kemudian menyangkal Yesus tiga kali dalam kisah sengsara Yesus.

Seterusnya,  Romo Cosmas mengatakan, meski demikian Rasul Petrus mempunyai kemuan yang kuat untuk  memperbaiki diri, sehingga pada akhirnya kepadanya dipercayakan perjalanan Gereja kita. ”Di atas batu karang ini,  Aku mendirikan jemaat-Ku dengan jaminan alam maut tidak akan menguasinya.”

Itu bisa dilihat pada bagian pengakuan Petrus di Injil Matius 16 ayat 13 dan seterusnya.

St. Petrus kemudian menjaga kepercayaan itu dan berkeliling mewartakan Kristus sampai akhirnya disalibkan demi Yesus. Dia disalibkan dengan kepala terbalik. “Demikian cerita kisah om Petrus selesai,” kata Romo  Cosmas.

Romo lalu mengajak segenap umat mendoakan  para pemimpin Gereja;  mulai dari paus, para uskup dan para imam kususnya dirinya sebagai Pastor Paroki katedral, imam rekannya  ( Romo  Sumantoro MSF) dan Romo Andre  agar semangat pewartaan Santo Petrus dapat diteruskan dalam Gereja.

Ia berterus terang bahwa setiap hari dalam doa-doa pribadinya senantiasa mempersebahan kepentingan seluruh umat yang ada di Paroki Keluarga Kudus Katedral Banjarmasin, semoga seluruh umat Katolik yang memiliki  berbeda-beda karunia –entah itu seperti Petrus atau Paulus– dapat menyadari segala karunia yang Tuhan berikan kepada pribadi, bukan untuk saling menghancurkan melainkan untuk saling melengkapi.

Seluruh umat yang ada di Wilayah Petrus adalah salah satu kekayaan Gereja dan paroki kita. Kalo semuanya dapat bekerjasama dengan baik bersama para pengurus lingkungannya, maka nama Tuhan semakin dipermuliakan lewat karya-karya baik yang kita lakukan.

Selamat Pesta Pelindung Wilayah, Tuhan Yesus memberkati dan Santo Petrus mendoakan kita.

Acara berlangsung meriah, sekalipun hari tengah hujan deras. Namun, hal itu  tidak menyurutkan semangat umat hadir mengikuti Perayaan Ekaristi dengan penuh khidmat. Usai misa, acara dilanjutkan pemotongan kue ulang tahun imamat ke-13 Romo Cosmas MSF bertepatan tanggal 29 juni 2018.

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here