KATA orang, tak kenal maka tak sayang. Bisa jadi dalam keseharian hidup kita berjumpa dengan banyak orang, kita tahu dan kenal dengan sekian banyak orang. Bahkan bisa jadi pengenalan kita akan sesama itu sangat mendalam. Tapi bisa juga hanya sekadar saja pengenalan kita akan sesama.
Hari ini melalui Injil Mat 16:13-23, Yesus menggugat kita, sejauhmana dab sedalam apa kita mengenal Dia: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Apakah pengenalan kita akan Yesus sebatas apa kata orang lain tentang Yesus? Ataukah pengenalan kita akan Yesus berdasarkan proses belajar melalui pembacaan Kitab Suci dan pengalaman iman pribadi kita sendiri?
Bagi saya pribadi, Yesus adalah orang yang mencintaiku, Dia yang menjaga dan melindungiku, memberikanku kekuatan ketika lemah, memegang dan membimbing langkahku, mengangkat aku saat kuterjatuh. Dan ini sebuah pengalaman iman. Dari pengalaman iman ini, meminjam kata-kata Rasul Petrus, saya juga berani berkata: “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup.”
Bagi kita orang Kristiani, pengenalan kita akan Yesus dan iman kita kepada-Nya, tidak hanya berhenti pada kemuliaan hidup Yesus sebagai Anak Allah. Justru pengenalan dan iman akan Yesus musti sampai pada peristiwa Sengsara dan wafat-Nya juga. Karena justru melalui jalan saliblah, jalan kemuliaan kebangkitan semakin nyata: “Dia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan lalu dibunuh, tapi bangkit pada hari ketiga.” Jika tidak menerima dan beriman pada Yesus dalam peristiwa salib, maka kita belum sempurna dalam pengenalan akan Yesus dan beriman kepada-Nya.
Selamat pagi. Salam dan doa berkat.