Jumat, 21 September 2018.
Pesta St Matius, Rasul dan Penulis Injil.
Bacaan: Ef 4:1-7.11-13; Mzm 19:2-3.4-5; Mat 9:9-13
Renungan:
PAULUS mengingatkan jemaat Efesus : “..aku…menasihati kami supaya sebagai orang-orang yang telah dipanggil kamu hidup sepadang dengan panggilan itu”. Sepadan itu diungkapkan dengan hidup dalam keutamaan: rendah hati, lemah lembut dan sabar; saling membantu, dan hidup dalam satu Roh. Paulus mengungkapkan bahwa dalam semangat yang sama tidak ada pertentangan dan permusuhan, apapun panggilan kita dan di komunitas manapun kita berada.
Setiap panggilan hidup mempunyai keutamaan yang berbeda. Sebagai seorang iman, kita dipanggil menghayati hidup ekaristis; sebagai religius kita dipanggil untuk mengikuti Yesus dalam tri pasertya; dalam perkawinan kita dipanggil untuk menghayati cinta yang intim, eklusif, setia dan total.
Kitapun sebagai bagian dari komunitas/kelompok, dipanggil untuk menghidupi nilai dan keutamaan kelompok dimana kita berada dan melayani.
Tetapi dimana keutamaan kita dalami dan perjuangan, di situlah kita juga jatuh. Kenyataan ini tidak perlu melemahkan kita seakan perjuangan kita sia-sia atau merasa diri sebagai orang munafik. Kita adalah pribadi yang terus harus berjuang untuk menghidupi keutamaan dan nilai-nilai Kristus itu dalam panggilan kita dan komunitas kita. Diperlukan keberanian kita untuk terus menerus bertobat dan melatih diri dengan rendah hati.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana nasihat Paulus itu menggema dalam jemaat di Efesus.
Refleksi
Apakah hidupku de fakto sudah semakin sepadan dan mencerminkan panggilanku dan cara hidup komunitas yang kugeluti?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin berani rendah hati untuk terus membina diri dari keutamaan dan kesatuan Roh sebagai orang-orang kristen.
Perutusan
Bertobat dan rendah hati membina diri hidup sepadan dengan panggilan kita
https://www.youtube.com/watch?v=SAAwJ7iF2U4
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)