MENYISISI cinta setiap kelainnya
Mencium setiap aromanya
Meraih setiap harapan
Tertampung indah dalam sejarah hati
Diletakkan di dinding kalbu.
Telah kutitipkan sebuah cinta
Dalam bilik hati yang terpesona
Mendapatkan ruang dalam cintamu
Hidup bersahaja dengan keterbatasan
Tembang jiwaku yang lagi bersemangat.
Agar diri tak terlewat
Dalam menatap indahnya dunia
Meriakkan segala gemuruh rasa
Yang berkecamuk dalam rasa
Kesendirian dalam menerjang hidup
Penuh harapan bersenandungkan cinta
Hati yang satu memeluk hati yang lain
Hidup yang satu menopang hidup yang lain.
——————
Teman-teman yang baik,
Puisi “Cinta dan harapan” adalah sebuah ungkapan rasa kesendirian. Kesendirian sering menerjang hidup dan kehidupan ini. Kesendirian menerjang kaum disabilitas mental dan sakit jiwa/gila. Sebagai pejuang nasib orang disabilitas mental dan sakit jiwa/gila, aku sering diterjang kesendirian. Kesendirian yang membuatku kadang berujar: “Tuhan, biarlah piala ini lalu dariku”.
Tapi karena Cinta dan Harapan itulah, membuatku terus berkeyakinan dan bersikap pasrah, bahwa inilah kehendakNya, maka terjadilah padaku!
Dalam Cinta dan Harapan, aku percaya bahwa kegiatan dan karya pastoral kami jalankan bagi para penyandang disabilitas gangguan mental dan sakit jiwa adalah penyelenggaraan Allah. Kami hanyalah tangan dan alatNya untuk menghadirkan belas kasih dan kebaikanNya di tengah mereka. Atau menghadirkan Allah yang menggembalakan itu sehinggga mereka sungguh merasakan dan mengalami kebaikan dan cinta Allah dalam hidupnya. Hati yang satu memeluk hati yang lain, hidup yang satu menopang hidup yang lain.