Suara OMK Indonesia di Sinode Orang Muda Vatikan: “Orang Muda, Iman dan Diskresi Panggilan” (1)

0
884 views
Anastasia "Stacy" Indrawan, penggita Komisi Kepemudaan KWI dan menjadi observer di Sinode Orang Muda Vatikan, Oktober 2018. (Dok. Stacy)

BERIKUT ini, kami sampaikan beberapa kesan, kenangan, dan harapan tiga orang OMK asal Indonesia yang  telah berpartisipasi dalam pertemuan Pra Sinode di Vatikan (Maret 2018) dan kemudian di Sinode Orang Muda Vatikan sepanjang bulan Oktober 2018 ini. 

Anastasia “Stacy” Gunawan (30) adalah OMK asal Paroki Maria Bunda Karmel (MBK) di kawasan Jakarta Barat.

Ia hadir sebagai observer di Sinode Orang Muda di Vatikan yang berlangsung 3-28 Oktober 2018.

Insight tentang OMK Indonesia

Inilah sekelumit konten percakapan Sesawi.Net dengan usahawan muda bernama Stacy.

Tema besar Sinode Para Uskup di bulan Oktober 2018 ini adalah “Orang Muda, Iman dan Diskresi Panggilan” atau resminya dalam bahasa Inggris “Young People, the Faith and Vocational Discernment”.

Dari Indonesia diundang satu orang OMK untuk menjadi salah satu observer di Sinode. Partisipan aktif Sinode sendiri adalah para uskup yang diundang dari seluruh dunia.

“Saya dipilih dan diutus oleh KWI –dalam hal ini Komisi Kepemudaan KWI– untuk menjadi observer tersebut,” ungkap Stacy.

“Tentu tidak akan banyak  waktu bisa berbicara, walau mungkin akan diberi kesempatan sedikit saja. Tapi di bagian mana juga belum ditentukan. Yang pasti, kehadiran saya di Sinode Orang Muda Vatikan itu membawa mandat sebuah harap bisa memberi insight tentang orang muda Indonesia,” tambahnya.

Yang sudah pasti akan menyuarakan keadaan orang muda di Indonesia adalah Bapak Uskup yang menjadi utusan resmi KWI di ajang Sinode.

KWI resmi mengutus ke Vatikan sebagai representasi KWI:

  • Mgr. Pius Riana Prapdi, Uskup Keuskupan Ketapang di Provinsi Kalbar, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI;
  • Mgr. Adrianus Sunarka OFM,  (Uskup Keuskupan Pangkal Pinang) yang mendampinginya.

Pra Sinode Maret 2018

Forum bagi segena  orang muda sedunia agar bisa ‘bersuara’ itu sendiri telah terjadi di ajang Pra Sinode yang telah berlangsung di bulan Maret 2018 lalu.

Di forum pertemuan Pra-Sinode tersebut, ada dua wakil orang muda dari Indonesia diundang datang ikut serta.

“Satunya mewakili Komkep KWI yakni Anne dan lainnya adalah Kartika Dewi dari Komunitas GusDurian di Semarang,” ungkap Stacy menjawab Sesawi.Net. 

Kilas balik

Stacy pun lantas berkisah tentang proses hingga dia bisa terpilih menjadi “utusan” KomKep KWI dan menjadi observer di ajang Sinode Orang Muda di Vatikan 2018 ini.

Keterlibatannya di persiapan Sinode itu sudah terjadi sejak tahun 2017,  ketika Vatikan menerbitkan Dokumen Persiapan untuk Sinode bertemakan “Orang Muda, Iman dan Diskresi Panggilan.”

“Saat itu, saya masih bekerja sebagai freelance interpreter dan translater bahasa Inggris-Indonesia. Berikutnya,  saya juga diminta  menerjemahkan sebagian dokumen tersebut,” kenang Stacy.

Dari Pra Sinode menuju Sebaran Informasi Digital: Undangan ke Thailand dan Vatikan (2)

Berikutnya adalah peristiwa ini.

Sebagai langkah persiapan Sinode, Bapa Suci Paus Fransikus  lalu mengeluarkan survei tentang profil orang muda kurun usia 16-29 tahun, baik yang Katolik ataupun non-Katolik.

“Hasil survei itu pun lalu diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan kemudian  disebarkan ke OMK  Indonesia. Hasilnya dirangkum oleh tim KWI dan  lalu diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris,” terang Stacy. (Berlanjut)

Menuju Sinode Orang Muda di Vatikan: Toleransi Antarumat Beragama (2)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here