Abdi Dalem Kraton

0
33 views
Ilustrasi - kesetian seorang abdi dalem by ist

Puncta 25 Juli 2024
Pesta St. Yakobus, Rasul
Matius 20:20-28

KALAU kita pergi ke Kraton Yogyakarta, sering kita temui para abdi dalem yang melayani para tamu, touris dan pengunjung. Abdi dalem adalah tenaga aparatur sipil yang menjalankan tata kehidupan keraton.

Ciri khas abdi dalem adalah pakaiannya. Mereka memakai pakaian “peranakan,” dari kata “diper-anak-kan” artinya mereka itu menjadi satu saudara dari rahim sang raja. Mereka juga menjadi abdi budaya yakni orang yang bisa dan mampu memberi suri tauladan bagi masyarakat luas.

Abdi alem harus bisa menjadi contoh kehidupan di masyarakat, bertindak berdasarkan unggah-ungguh dan paham akan tata krama.

Oleh karena itu, mereka melayani dengan tulus, senyum merekah, ramah dan sopan santun yang tinggi. Kepuasan menjadi abdi bukan karena gajinya, tetapi karena boleh melayani raja. Karena mendapat “berkah” dari raja itulah yang menjadi motivasi utama siap, rela dan tulus melayani.

Yesus mengajarkan semangat itu kepada para murid-Nya. Ketika Yesus sedang menuju Yerusalem, Ibu dari Yakobus dan Yohanes meminta agar anak-anaknya boleh duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya saat Dia berkuasa.

Mereka mengejar kuasa dan kedudukan sebagaimana yang ditawarkan oleh dunia. Tetapi bagi Yesus nilai dari kepemimpinan bukan pada kekuasaan, tetapi semangat pelayanan. Sebagaimana Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Yesus menegaskan,”Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Di tengah masyarakat kita sering terjadi salah kaprah. Kita bisa menilai dan melihat perilaku para anggota dewan. DPR itu adalah Wakil Rakyat. Wong namanya saja Dewan Perwakilan Rakyat.

Kalau semangat mereka itu mengejar kekuasaan, kedudukan, kekayaan, penghormatan, keistimewaan, mereka belum memahami artinya jadi abdi atau wakil rakyat.

Mereka tidak menghamba kepada rakyat, tetapi mencari kedudukan untuk memperkaya diri sendiri. Posisinya menjadi terbalik-balik. Rakyat yang harusnya berkuasa sekarang jadi hamba. Wakil yang harusnya menjadi abdi malah minta dilayani.

Mari kita menjadi abdi, hamba atau wakil yang baik. Nilai keluhuran abdi bukan karena besarnya gaji. Nilai keluhuran hamba bukan karena hebatnya kuasa. Tetapi karena tulus melayani dan memberi diri.

Menikmati mentari pagi hari,
Udara cerah wajah berseri-seri.
Tuhan datang untuk melayani,
Mari kita hidup sebagai abdi.

Cawas, mari saling melayani
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here