Ada Maaf Bagiku

0
44 views
Ilustrasi: Mengampuni.

Selasa, 5 Maret 2024

  • Dan. 3:25,34-43;
  • Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9;
  • Mat. 18:21-35.

“KATAKAN salahku padamu
hingga dikau pergi
hanyalah kuingin dikau sadar
mengapa tiada maaf darimu,”

Penggalan lagu Tiada Maaf ini mungkin mewakili banyak perasan dan hati manakala kita dijatuhi sikap tanpa pengampunan.

Dalam situasi tak terampuni itu, kita hanya bisa berharap mereka yang tidak mau memaafkan diri kita bisa menyadari bahwa hidupnya telah menerima pengampunan dari Tuhan. Damai dan kebaikan akan terjadi jika ada pengampunan, karena tanpa pengampunan jurang duka dan masalah akan semakin tajam.

“Saya baru bisa tenang ketika saya menerima anakku yang telah banyak mengecewakanku,” kata seorang bapak.

“Saya telah berjuang sekuat tenaga untuk membantu anakku hidup mandiri, namun dia malah menghancurkan usahaku, mimpiku, dan harapanku.

Dengan pongahnya, dia mengatakan dengan atau tanpa restu bapak, saya akan mundur dari perusahaan itu. Ini saya sudah membuat surat pengunduran diri, bapak tidak perlu ikut campur lagi urusan hidupku.

Dia melepaskan pekerjaan yang baik, hanya untuk mengikuti ajakan orang yang tidak jelas. Ibaratnya, harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan: terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan.

Saya sangat kecewa dan sakit hati dengan sikapnya, hingga saya sakit. Kemudian saya berpikir untuk apa saya menyiksa hidupku, dengan rasa marah dan kecewa seperti itu. Saya berusaha sekuat tenaga memilih untuk mengampuni dan menerima keputusannya. Meski saat ini, dia sangat kesusahan dengan keputusan dan langkah yang telah dia ambil,” urainya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Yesus berkata kepadanya: “Bukan. Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang raja yang mengadakan perhitungan utang pada hamba-hambanya. Dari perumpamaan itu, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa juga tidak akan mengampuni, jika orang tidak mengampuni saudaranya dengan segenap hatinya.

Kita sering tidak bisa mengampuni kesalahan sesama kita yang tidak seberapa. Tetapi, seberapa besar pun dosa kita, Allah tetap membuka pintu pengampunan-Nya. Allah tidak seperti kita. Karena, jika demikian, Allah pun tidak akan mengampuni dosa kita.

Harta dan hidup kita tidak akan bisa untuk membayar besarnya utang dosa kita kepada Allah. Namun, Allah dalam belas kasihan dan anugerah-Nya yang besar mau mengampuni dan membayar seluruh utang dosa kita secara sempurna melalui kematian Yesus Kristus.

Allah menghendaki, sesudah kita menerima pengampunan-Nya, kita juga mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita dengan segenap hati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menyadari betapa besar dosa dan kesalahanku yang telah diampuni Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here