Ada Tirai di Hati Kita

0
223 views
Ilustrasi - Hambatan dan penghalang untuk maju. (Ist)

Puncta 06.05.23
Sabtu Paskah IV
Yohanes 14: 7-14

SEPENGGAL lirik lagu yang dinyanyikan Rafika Duri berbunyi demikian:

Kita telah bersama sekian lama dalam cita cinta.
Namun tiada jua rasa saling itu se-iya sekata.
Selayaknya kau coba menyibakkan tirai kasih kita.
Begitu jauh kurengkuh hatimu di seberang jalanku
.

Lelah lelah hati ini menggapai hatimu tak jua menyatu.
Lelah lelah hati ini bagaimana kelak ku akan melangkah di sisimu.

Seorang suami curiga dengan perubahan tingkah laku istrinya. Setelah ada reuni SMA istrinya sering mengadakan pertemuan dengan kawan-kawannya.

Gaya hidup sang istri mulai berubah dibuat menjadi modis mengikuti tren anak muda. HP-nya mulai diberi pasword. Parfum dan dandanan terlihat rapi bersih dan modis. Ternyata reuni itu menghasilkan CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali).

Walau sudah sekian lama mendampingi sang istri, bapak itu tidak mampu mengenal sedalam-dalamnya apa isi hati istrinya. Seorang pribadi tetap mempunyai misteri yang tak terselami.

Begitulah yang dialami Filipus. Ketika Yesus berkata, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia,” Filipus tidak mampu memahami apa yang dikatakan Yesus.

Filipus berkata, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.”

Lalu Yesus menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?”

Filipus belum bisa memahami bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Yesus adalah perwujudan kasih Bapa. Tetapi Filipus tidak menangkap misteri ini.

Seperti seorang suami/istri yang sudah sekian lama hidup bersama, toh nyatanya juga belum bisa memahami sepenuhnya sifat-sifat pasangannya, apalagi ini sebuah misteri ilahi.

Seperti lagunya Rafika Duri yang berjudul “Tirai,” demikianlah relasi kita dengan Tuhan dan sesama juga dibatasi oleh sebuah tirai, sehingga kita tidak mampu menyelaminya secara penuh.

Dengan pasangan yang sudah sekian lama saja kita masih bingung, apalagi dengan Tuhan yang tidak nampak.

Namun yang luar biasa adalah bahwa kendati ada sesuatu yang “gelap” dalam relasi, kita tetap punya iman kepercayaan dan harapan untuk terus maju bersama.

Maka Yesus mempertanyakan Filipus, “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?”

Percaya itulah yang mengikat relasi antar dua pribadi tetap bisa berjalan. Kendati ada tirai yang menutupi namun percaya membuat kita tetap bisa berjalan bersama.

Saling percaya adalah kunci untuk terus membangun relasi dengan Tuhan dan pasangan. Masihkan anda punya sepercik kepercayaan dalam membangun relasi?

Ombak bergulung di Pantai Kuta,
Anak-anak bermain dengan ceria.
Jika kita memupuk saling percaya,
Selalu ada harapan di masa depan kita.

Cawas, belajar terus untuk mengenal…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here