Hari kemarin, sabda Tuhan menyajikan tema tentang air dan rasa dahaga. Manusia amat membutuhkan air. Waktu kekurangan air, hidup manusia akan menghadapi masalah. Reaksinya bermacam-macam. Bisa marah atau berperang memperebutkan air.
Bangsa Israel yang berada di padang gurun menggerutu kepada Musa, karena mereka kekurangan air. Kemudian, Tuhan memberikan air yang memancar dari bukit batu. Itulah tandanya bahwa Tuhan itu menyertai mereka.
Injil Yohanes juga mewartakan tentang air. Bukan air seperti yang didambakan bangsa Israel dan wanita Samaria, melainkan air hidup yang datang dari surga. Air itu ingin memuaskan dahaga terdalam setiap insan.
Yesus yang menjadi tanda Tuhan yang hadir di tengah umat-Nya memberikan air kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-!Nya tidak akan haus lagi. Lebih dari itu, yang meminum-Nya akan memiliki hidup yang kekal dan dalam dirinya akan memancar air kehidupan.
Kepada manusia Tuhan memberikan dua macam air. Yang pertama, air duniawi yang menghilangkan dahaga badani. Yang kedua, air surgawi yang memuaskan jiwa yang dahaga. Yang pertama itu penting, yang kedua jauh lebih penting; bahkan terpenting.
Tanggungjawab setiap orang mengusahakan air yang menghapus dahaga raga dan hidup duniawinya. Tuhan menganugerahkan air surgawi yang memuaskan rasa dahaga jiwanya. Yesus Kristus adalah air surgawi itu.
Masa prapaskah yang diwarnai dengan pantang dan puasa mengingatkan kita akan pentingnya air bagi tubuh. Masa ini juga mengajak kita untuk mendambakan air surgawi, yakni Yesus Kristus.
Semoga kesulitan kita dalam mencari air duniawi jangan menjauhkan kita dari Tuhan seperti yang dilakukan bangsa Israel. Sebaliknya, seperti wanita Samaria mari berdoa, “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus.” (Yohanes 4: 15).
Semoga air baptis dan Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada kita sungguh menjadi air penghapus dahaga jiwa kita.
Minggu Prapaskah III, 12 Maret 2023