BERTEPATAN dengan peringatan St. Ignatius Loyola, Gereja Santo Antonius Padua Paroki Purbayan Solo, hari Rabu, 31 Juli 2024 menyelenggarakan Perayaan Ekaristi dan membagikan air Ignatius pada umat setelah perayaan ekaristi selesai.
Perayaan Ekaristi dipersembahkan secara konselebrasi dengan konslebran utama Romo Albertus Nugroho Widiyono SJ dengan para konselebran: Romo Yohanes Andriyanto SJ, Romo Guido Krisna Hidayat SJ, Romo Walterus Teguh Santosa SJ, Romo Clemens Budiarta SJ, dan Romo Joseph Situmorang SJ.
Hadir mengikuti perayaan ekaristi: umat Paroki Purbayan Solo.
Berilah aku hanya rahmat dan cinta-Mu
Sebelum perayaan ekaristi, dibacakan kisah Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Yesus dengan doanya. “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu, aku sudah menjadi kaya dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.”
Santo Ignatius meninggal di Roma tanggal 31 Juli 1556. Ia dinyatakan kudus tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV.
Perayaan ekaristi dibuka dengan lagu pembuka Kau Dipanggil Tuhan dengan refren “Kau dipanggil Tuhan, dijadikan duta supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya.“
Merenungkan sabda
Bacaan-bacaan yang diambil pada perayaan ekaristi peringatan Santo Ignatius:
- Bacaan I diambil dari Kitab Nabi Yeremia 20:7-9.
- Bacaan II dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 10:32-11:1.
- Bacaan Injil diambil dari Injil Santo Lukas 24:25-33.
Meneladan Santo Ignatius
Romo Albertus Nugroho Widiyono SJ menyampaikan dalam homili, Ignatius merupakan orang yang penuh semangat. Merenungkan bacaan pertama menunjukkan meskipun Nabi Yeremia banyak tantangan tetap mewartakan firman.
Bacaan kedua juga menunjukkan, apa yang diwartakan Paulus hendaknya dilakukan untuk orang banyak sebagai pengikut Kristus. Ignatius memiliki semboyan sebagai pengikut Kristus apa pun yang dilakukan lebih demi memuliakan Tuhan.
Bacaan Injil menjadi peneguhan bahwa Ignatius mengikuti Kristus dengan meninggalkan kelekatan-kelekatan duniawi yang ada.
Perjuangan, kegagalan dan mengasihi
Perjalanan hidup Ignatius ada tiga hal yang bisa direnungkan. Pertama: berjuang. Kedua: kegagalan. Ketiga: mencintai.
Ignatius sebagai prajurit berjuang untuk meraih keinginannya. Perjuangan untuk memperoleh isteri cantik dan kedudukan digagalkan karena peristiwa Pamplona yang menciderai kakinya.
Ia tinggal berbulan-bulan di Benteng Loyola membaca-baca buku yang semula tidak ia sukai, karena buku yang tersedia Kisah Hidup Yesus dan Kisah Para Kudus. Ia tidak menemukan wanita cantik, namun menemukan wanita cantik yang dihormati seluruh dunia: Bunda Maria.
Cara Tuhan mendidik
Ia juga mengalami kegagalan untuk tinggal di Yerusalem. Keberhasilan dan kegagalan selalu punya makna.
Kegagalan yang dialami Ignatius dimaknai sebagai karya Tuhan untuk mendidiknya.
“Ada yang mengatakan seorang santo itu punya masa lalu. Seorang pendosa punya masa depan. Dari pengalaman ini, Ignatius merasakan kasih Tuhan maka ia belajar mencintai. Perjuangan, kegagalan memunculkan mengasihi.
Di situlah Ignatius menemukan bahwa hidupnya untuk mengasihi. Mengasihi Tuhan dan sesamanya. Mengasihi menjadi sesuatu yang sangat penting karena dengan itu bisa berjumpa dengan Tuhan.
Mencintai menjadi salah satu bacaan dalam Latihan Rohani. Menaklukkan diri dan melepaskan kelekatan-kelekatan yang tidak terarah. Menjadi orangnya Allah, orangnya Gereja dan menjadi sesama bagi orang lain,” kata Romo Albertus Nugroho Widiyono, SJ.
Pemberkatan air Ignatius
Sebelum berkat penutup perayaan ekaristi, dilakukan pemberkatan air Ignatius. Pemberkatan dilakukan dengan memasukkan medali Ignatius pada air yang telah dipersiapkan pada tempat seperti genthong air disertai doa pemberkatan yang dilakukan para romo bersama umat.
“Kami mohon dengan menyebut nama-Mu semoga dengan perantaraan saksi-Mu Santo Ignatius para hamba-Mu dilepaskan dari penyakit dan Kau beri kesehatan dan Kau teguhkan dengan tangan kanan-Mu. Kau kuatkan dalam keutamaan. Kau lindungi dengan kemampuan. Berilah Gereja-Mu segala kesejahteraan rohani maupun jasmani.”
Medali Santo Ignatius dimasukkan dalam air.
Lalu imam melanjutkan doa: “Berkatilah ya Tuhan air ini agar menjadi sarana keselamatan bagi umat manusia dengan perantaraan Santo Ignatius. Medalinya kami masukkan di dalamnya. Buatlah agar siapa pun yang mempergunakannya dengan meminum atau mengoleskan pada badan yang sakit mendapatkan kesembuhan, kesehatan, kesejahteraan, dan perlindungan jiwa.”
Pembagian air Ignatius pada umat
Pembagian air Ignatius dilakukan dengan menyediakan genthong air yang telah diberkati di samping Gereja Purbayan. Umat mengambil air dengan botol air minum yang disiapkan sendiri-sendiri.
Kepada Sesawi.Net, Kepala Gereja Santo Antonius Padua Paroki Purbayan Solo Romo Walterus Teguh Santosa SJ menyampaikan, tujuan pembagian air Ignatius adalah minta berkat Tuhan melalui perantaraan Santo Ignatius.
Agar apabila sakit, dengan minum air Ignatius orang dapat disembuhkan. Bagi yang akan melahirkan, proses persalinan bisa lancar. Juga untuk kesehatan dan pendampingan Allah secara umum.
“Terlebih yang penting dalam permenungan peringatan Santo Ignatius seperti homili tadi, umat Paroki Purbayan semakin bisa mewujudkan tiga hal penting dari Santo Ignatius yaitu: man for God, man for church, man for others,” kata Romo Walterus Teguh Santosa SJ.
PS: Tentang apa dan bagaimana air suci Ignatius, bisa membaca artikel St. Ignatius Water