Airmata Ibu, Tujuh Kedukaan Maria

0
864 views
Ilustrasi: Airmata by chucklarson

Rabu, 15 September 2021

  • Ibr. 5:7-9.
  • Mzm.31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20.
  • Yoh.19:25-27

TIDAK ada duka yang melampaui duka seorang ibu yang melihat anaknya menderita.

“Tuhan,jika memungkinkan biarkan tubuh saya menjadi ganti tubuh anakku, biarkan penderitaan dalam diri anakku. Kau timpakan padaku, asalkan anakku tidak mengalami penderitaan,” bisik lirih seorang ibu melihat anaknya sakit.

Ibu rela menyerahkan nyawanya, asal anaknya selamat.

“Hati saya menjerit melihat tubuh anakku dipasangi alat-alat medis dan anakku berada di dalam ruang isolasi,” kata seorang ibu.

“Anakku mengalami kelainan pada jantungnya dan harus menjalani operasi,” lanjutnya.

“Di balik kaca ruang isolasi itu, airmataku tidak henti mengucur. Mulutku selalu mengucap permohonan kepada Tuhan. Kalau boleh jangan ambil anakku, beri saya kesempatan untuk merawat dan membesarkannya,” ujarnya.

“Bukan kehendakku Tuhan, tetapi semoga kehendak-Mu terjadi pada kami, pada anakku,” lanjutnya.

“Selama dua pekan anakku ada di ruang isolasi, selama itu pula saya tidak pernah pergi meninggalkannya. Saya tidak tega melihat dia berjuang sendirian. Saya ada dan akan selalu ada,meski terpisah sekat,” katanya.

Surga ada di telapat kaki ibu. Itulah ungkapan yang memang benar-benar terjadi. Karena tanpa ibu dan keajaiban doa dari seorang ibu, kita sebagai anak tentunya tidaklah mampu menjadi orang seperti sekarang ini.

Seorang ibu tidak penah mengharapkan apa-apa dari anaknya.

Karena apa pun yang ibu lakukan memang tidak pernah mengharapkan imbalan dari anaknya.

Ibu hanya ingin memastikan bahwa anaknya baik dan sehat serta mempunyai masa depan baik.

Jika anak dalam masalah atau sedang sakit, ibu akan selalu hadir dan tidak akan tega membiarkan anaknya berjuang sendiri.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita baca,”Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya, Maria isteri Kleopas dan Maria Magdalena.

Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya, “Ibu, inilah anakmu.”. Kemudian kata-Nya kepada murid-muridNya, “Inilah ibumu.”

Dan sejak itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.”

Dalam penderitaannya yang hebat, Yesus menetapkan Maria sebagai ibu bagi murid-muridNya yang setia.

Penderitaan Maria tidaklah sedikit, walau dia ibu Penebus Umat Manusia.

Kita mengenal devosi tentang penderitaan Maria yang dikenal dengan istilah “Tujuh Kedukaan Maria”, yakni:

-Nubuat Simeon yg menyatakan bahwa sebuah pedang akan menembus hatinya.

  • Pengungsian ke Mesir, karena Kanak-kanak Yesus terancam dibunuh Herodes.
  • Yesus tertinggal di Bait Allah selama tiga hari.
  • Yesus berjumpa dengan ibu-Nya pada saat memanggul salib menuju ke Kalvari.
  • Yesus disalibkan di Kalvari dan Maria duduk di bawah salib-Nya.
  • Lambung Yesus ditikam dan jenazah-Nya diturunkan dari salib.
  • Jenasah Yesus dibaringkan di dalam makam.

Maria menjadi model atau teladan bagi para murid Kristus. Ia seorang ibu yang setia mengikuti Yesus, juga di saat Yesus itu nampak lemah, menderita dan wafat.

Maria sosok seorang murid Yesus yang terbesar dan pertama, yang rela menderita bersama Putranya Yesus.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sudah bisa membuat ibuku bangga dengan hidupku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here