YESUS memberikan alasan mengapa para murid-Nya tidak berpuasa seperti para murid Yohanes dan orang Farisi. Sahabat mempelai pria tidak berpuasa tatkala mereka bersama sang mempelai itu (Matius 9:15).
Di dunia ini, Yesus membawa sukacita Kerajaan Surga. Pada saat itu, orang tidak perlu berpuasa. Ketika Yesus diambil dari tengah mereka, barulah orang prihatin dan berpuasa.
Menegaskan kahadiran-Nya dan Kerajaan Surga yang menyertainya, Tuhan Yesus mengangkat dua fakta nyata, yakni tentang tidak menambalkan kain baru pada yang lama dan tidak menyimpan anggur baru dalam kantong yang lama (Matius 9:16-17).
Dengan itu, Yesus menegaskan bahwa ajaran baru yang dibawa-Nya tidak dapat ditempelkan pada ajaran lama dari kaum Farisi (agama Yahudi).
Kain baru dan anggur baru adalah semangat Kerajaan Surga yang Yesus wartakan. Di sana, terdapat cara baru dalam mengasihi dan melayani Tuhan.
Orang Farisi dan pengikut Yohanes mengukur pelaksanaan agama yang baik dari banyaknya orang berpuasa (Matius 9:14) atau tindakan lahiriah lainnya.
Sedang Yesus mengajarkan bahwa agama itu terutama perkara batin, khususnya relasi personal dengan Tuhan. Yesus menegaskan hal itu dalam Khiotbah di Bukit (Matius 5-7). Allah melihat yang tersembunyi (Matius 6:4.6.18).
Gereja dan para pengikut Kristus mesti mengikuti dan mewujudkan ajaran Yesus yang baru itu. Mereka tidak berhenti menghayati imannya hanya dengan melakukan hukum dan aturan, melainkan menyatukan dirinya secara pribadi dengan Tuhan.
Persatuan dengan Tuhan secara batin akan mengubah kualitas hati. Selanjutnya, dari hati baru yang penuh dengan kasih Tuhan mengalir pikiran, kata-kata, dan tindakan penuh kasih kepada sesama.
Orang mesti menyimpan ajaran baru, yakni kasih dalam wadah yang baru, yakni Kerajaan Surga. Di sana, Tuhan yang mengasihi dan membebaskan menjadi ukurannya; bukan manusia seperti orang Farisi yang membuat banyak aturan yang merepotkan dan membelenggu.
Sabtu, 8 Juli, 2023
