Akhirnya, Lima Suster OSA Misionaris Belanda Terbang ke Pontianak dan Berlayar ke Ketapang (7)

0
722 views
Lima suster muda Kongregasi St. Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) yang menjadi misionaris pertama OSA ke Ketapang, Kalbar, mulai tahun 1949. (Dok. OSA Ketapang)

SEGERA setelah besluit itu berhasil mereka dapatkan dari pejabat Jawatan Kantor Urusan Kesehatan milik perwakilan Pemerintah Belanda di Batavia, kelima suster muda OSA itu berangkat ke Pontianak.

“Kami terbang ke Pontianak dengan pesawat kecil,” ungkap Sr. Mathea Bakker OSA.

Sesudah sampai di Pontianak, perjalanan berikutnya menuju Ketapang dilakukan dengan moda transportasi perairan.

“Kami berlayar menyusuri keluar dari perairan delta Sungai Kapuas hingga kemudian berlayar di tepian pantai Laut Jawa yang menempel di daratan Borneo . Pelayaran dari Pontianak  menuju Ketapang  dengan bay boat …semacam kapal motor,” tambahnya.

Jubah putih kena sapuan cat

Lucunya, ujar Sr. Euprasia Laan OSA, mereka ditempatkan di sebuah ruangan kecil yang baru saja dicat.

“Waktu itu, jubah kami semuanya berwarna putih. Kami belum punya busana warna abu-abu,” kata dia.

Karena itu, duduk dan istirahat berjam-jam di ruangan yang baru saja dicat itu membuat mereka sedikit “mabuk” plus busana biarawati mereka menjadi “berwarna-warni” oleh goresan cat basah yang menempel di jubah-jubah mereka.

Pada tanggal 6 Desember 1949 –tepat persis pada Peringatan Santo Nicolaus—kelima suster muda OSA “noni-noni” Belanda itu akhirnya tiba di dermaga Pelabuhan Ketapang. Kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh para pastor misionaris  Passionis (CP) yang  juga berasal Nederland.

“Begitu kapal kami merapat di dermaga Pelabuhan Ketapang pada tanggal 6 Desember 1949 itu, di ujung sana sudah menunggu Pastor Benedictus CP dan sejumlah anak-anak sekolah yang menyambut kedatangan kami,” ungkap Sr. Euphrasia Laan OSA.

Para penyambut tamu itu, ujarnya lagi, “Semua pakai bahasa Mandarin dan kebetulan juga pastor Passionis itu juga fasih berbahasa mereka.”

“Mereka sukacita menjemput kami dengan iringan sedikit musik dan lagu,” tambahnya.

Dari situ, rombongan lima suster perintis misi OSA ke Ketapang ini langsung diboyong menuju pastoran di mana telah tersedia aneka menu lokal untuk sarapan pagi.

Akhirnya perjalanan panjang selama sebulan penuh plus beberapa hari dari Pelabuhan Rotterdam menuju Batavia melalui Port Said dan Singapore itu sampai pada destinasi akhir yakni Ketapang di Kalimantan Barat. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here