WC masih barang langka di banyak stasi di Paroki Sidareja, Kabupaten Cilacap, Keuskupan Purwokerto. Jangan membayangkan bisa duduk manis di atas kloset WC sembari membaca buku atau main iPad atau tekan-tekan keyad hape atau BB di wilayah administratif Paroki Sidareja. Wuiih….itu masih jauh dari kenyataan nyata.
Di beberapa stasi, WC adalah fasilitas mahal.
Ribuan umat di banyak stasi di Paroki Sidareja yang termasuk wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat di jalur Selatan masih menikmati hari-hari indahnya dengan beralaskan tanah langsung. Memiliki kamar mandi di rumah berikut perangkat buang hajat besar dan kecil (pipis dan berak) merupakan mimpi besar.
Kapan kamar mandi dan WC bisa mereka miliki?
Saya belum bisa menjawabnya.
Namun harapan ke arah sana tetap ada.
Aksi Natal beneran
Tahun 2011 ini, Paroki Sidareja bergerak maju selangkah dalam rangka proyek “menyejahterakan” umatnya. Sebagai bagian dari penghayatan iman ke lingkup horizontal –lingkungan sekitarnya—Paroki Sidareja sudah bertekad mau melaksanakan Aksi Natal dengan semangat “Dari Kita untuk Kita Juga”.
Konkritnya ya seperti ini: mari kita buat program plesterisasi dan jambanisasi di keluarga-keluarga katolik yang rumahnya masih beralaskan tanah! Biaya program ini kami peroleh dari sumbangan sukarela melalui kotak amal Natal.
Dari dana yang jumlahnya tidak pernah “wah” itulah, kami akan membelanjakan untuk pembelian bahan-bahan bangunan.
Lalu darimana sumbernya agar kita bisa membayar jasa tukang? Pusing juga saya memikirkan ini. Namun, ternyata di banyak lingkungan banyak tersedia tukang-tukang katolik. Yang lebih membahagiakan saya sebagai pastur paroki ndeso ini adalah jawaban serempak mereka: “Sendika dhawuh Romo! Nggak perlu pakai bayar-bayaran segala!,” kata mereka pasti.
Hati saya pun langsung mak nyes….Inilah pengorbanan Natal dalam arti yang sesungguhnya. Para tukang non bayaran ini rela bekerja sebagai perwujudan iman mereka dalam Aksi Nyata Natal.
Go green
Meski masih di pedesaan, namun semangat go green juga harus digalakkan. Bersama umat, Paroki Sidareja bergerak dalam semangat penanaman bibit-bibit pohon. Lokasi proyek go green ini akan kami pusatkan di sepanjang jalanan umum.
Kali ini, Paroki Sidareja mendapat partner kerjasama dari Departemen Kehutanan.
Tahun lalu, kami menggandeng kepolisian setempat untuk membuat marka jalan dan pengecatan zebra cross.
Di tataran yang lain, kami juga merencanakan Aksi Natal bersama ini dengan cara saling mengunjungi antarumat stasi. Di Paroki Sidareja ada 7 wilayah stasi. Nah dengan kunjungan persaudaraan antarumat stasi inilah, rasa guyub dan persaudaan kristiani bisa terbina.
Sampai sekarang, Paroki Sidareja mencatat jumlah umat kurang lebih sebanyak 1.000 KK. Dengan bervariasinya profesi umat, maka bisa dikatakan Paroki Sidareja secara finansial dalam kondisi “sedang” karena rata-rata kolekte mingguan bisa mencapai angka Rp1-Rp1,5 jt.
Angka itu terjadi hanya di “pusat kota” Sidareja.
Jumlah lebih ngenes lagi pasti terjadi di luar “pusat kota” yakni di stasi-stasi pinggiran, jauh dari pusat kota….Saya sendiri sampai ngeri menyebut diri “pusat kota”, karena Sidareja hanyalah kota kecamatan saja. Menjadi ramai, hanya karena menjadi akses utama jalur Selatan dari Bandung/Jakarta menuju Purwokerto, Yogya, Semarang, dan Solo.
Baca juga : Central Java’s Catholics promote voluntary social work for Christmas