“KURSUS dan penyegaran katekis bagi Gereja merupakan suatu kegiatan yang diperlukan oleh paroki sebagai bagian reksa pastoral mewartakan kabar sukacita. Saat ini, katekis harus bisa menggunakan teknologi.
Semangat katekis: “Aku ada, maka aku bersaksi. Aku bersaksi, karena aku ada” harus terus dihidupi oleh semua katekis,” kata Rama Ignatius Suharyono Pr, Ketua Komisi Kateketik (Komkat) Kevikepan Surakarta.
Dikatakan pada kegiatan Rekoleksi dan Penyegaran Katekis Gereja Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta, hari Minggu, 20 Agustus 2023.
Rekoleksi dan Penyegaran Katekis in berlangsung di tempat pertemuan milik Bapak Yafet. Lokasinya dekat Waduk Cengklik Boyolali. Mengangkat tema “Aku Dipilih, Aku Diutus”.
Identitas dan panggilan katekis
Rama Ignatius Suharyono mengajak 37 orang katekis yang hadir untuk menyegarkan kembali akan identitas dan panggilan katekis yakni menjadi:
- Saksi iman dan penjaga ingatan akan Allah; dengan mengalami kebaikan dan kebenaran Injil dalam perjumpaannya dengan pribadi Yesus. Katekis menjaga, memelihara dan memberi kesaksian akan hidup baru yang berasal dari-Nya dan menjadi tanda bagi orang-orang lain.
- Guru dan mistagogi yang mengantar ke dalam misteri Allah yang diwahyukan dalam Paskah Kristus; sebagai ikon dari Yesus Guru. Katekis memiliki tugas ganda untuk meneruskan isi iman dan membimbing kepada misteri iman.
- Pendamping dan pendidik bagi mereka yang dipercayakan oleh Gereja kepada katekis.
Katekese keutamaan Kristen
Selain identitas dan jatidiri katekis, para katekis juga diajak untuk mendalami Kristus sebagai inti katekese dan katekese mengenai kehidupan “sebagai manusia baru” (Rm 6:4) di dalam Kristus.
Yang meletakkan dasar pada katekese Roh Kudus, katekese rahmat, katekese sabda bahagia, katekese mengenai dosa dan pengampunan, Katekese keutamaan manusiawi, serta katekese keutamaan Kristen, yakni iman, harapan, dan kasih.
Tugas pewartaan yang dijalankan para katekis juga merefleksikan katekese perintah ganda mengenai cinta kasih; yang dikembangkan dalam dekalog. Yakni, yang termuat dalam 10 Perintah Allah serta katekese gerejani, yang di dalamnya terdapat aneka ragam pertukaran “hal-hal rohani” dalam “persekutuan para kudus”, kehidupan Kristen yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkomunikasi.
Titik acuan katekese
Romo Ignatius Haryono pada saat rekoleksi mengingatkan kembali titik acuan berkatekese.
“Yesus Kristus selalu merupakan titik acuan yang pertama dan terakhir dari katekese. Ia adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6).
Kalau kita memandang kepada Kristus dengan penuh iman, kita dapat mengharapkan bahwa Ia akan memenuhi janji-janji-Nya dalam diri kita.
Dan kalau kita mengasihi Dia, seperti Dia telah mengasihi kita, kita akan bertingkah laku sesuai dengan martabat kita,” kata Romo Ignatius Haryono
Pada saat rekoleksi dan penyegaran yang dilaksanakan di dekat Waduk Cengklik Boyolali ini para katekis diajak untuk melakukan refleksi dan syering tentang identitas dan jatidiri yang dirasakan dan dialami serta direfleksikan sebagai katekis yang diutus.
Katekis menggerakkan kaum muda
Sementara, Rama Aloysius Kriswinarto MSF -Pastor Kepala Paroki Gereja Santo Paulus Kleco Solo- yang hadir mendampingi rekoleksi dan penyegaran katekis mengajak para katekis untuk menggerakkan kaum muda.
Agar mereka mau membuka diri untuk berkatekese dengan pola pendampingan OMK yang mengambil peran mendampingi adik-adiknya PIA.
Katekis diharapkan ikut hadir dalam katekese umat saat kunjungan wilayah atau lingkungan untuk ikut dalam sarasehan iman, serta berharap katekis mau belajar berkatekese untuk pendampingan keluarga.
“Semangat ecclesia semper reformanda atau Gereja harus selalu tereformasi, memperbaharui diri, hendaknya juga dijiwai para katekis,” kata Romo Aloysius Kriswinarto.
Rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rama Ignatius Suharyono Pr.
Katekis, siap diutus.