Bacaan 1:1Kor 12:12-14. 27-31a
Injil: Luk 7:11-17
Saat tiba-tiba orang terdekat meninggal, stress dan sedih menempati urutan pertama suasana hati setiap orang. Kematian begitu erat dengan rasa kehilangan.
Tingkatan sedih dan stress setiap orang tentu saja berbeda, namun kita setuju bahwa masa perkabungan menjadi masa-masa yang sulit.
Seseorang perlu menunjukkan simpatinya dengan menunjukkan bahwa ia akan ada disana setiap saat dibutuhkan. Sehingga bagi yang berduka merasa ada perhatian dari orang-orang disekitarnya, bahwa ia tidak sendirian.
Seorang janda di kalangan Yahudi, termasuk golongan orang lemah.
Bisa dibayangkan saat anak laki-laki satu-satunya harus pergi meninggalkannya tentu menjadi pukulan berat baginya. Bisa jadi, ia merasa kehilangan segala-galanya. Orang yang sangat diharapkan untuk menopang hidupnya, sudah tidak ada lagi.
Masa depannya betul-betul suram baginya.
Saat Tuhan Yesus beserta rombongan melintasi mereka, betapa Ia turut merasakan kesedihan mendalam dalam diri janda tersebut. Tuhan memberi teladan untuk mengambil inisiatif memberi perhatian sekaligus penghiburan kepada orang yang sedang berduka tersebut.
“Jangan menangis!”
Yesus secara terang-terangan menunjukkan jati diri-Nya sebagai Allah Putera kepada orang banyak disitu. Ia membangkitkan anak muda tersebut dan mengembalikan harapan yang sempat hilang dalam diri janda malang itu.
Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Dalam kecamannya kepada jemaat Korintus karena terjadinya perpecahan diantara umat, ia menjelaskan makna sebagai “Umat Allah”.
“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Demikian semestinya bahwa ibadah adalah persekutuan atau koinonia, sebuah kebersamaan dan bukan perpecahan.
Jemaat adalah “Tubuh Kristus” atau “Gereja” dengan Kristus sebagai “Kepalanya”.
Pesan hari ini
Tuhan tak ingin kamu menangis. Dia mau merasakan dan hadir dalam setiap kesedihan serta penderitaanmu, sebab Tuhan adalah sumber harapan dan hidup.
Jemaat adalah sebuah persekutuan (kebersamaan) dan bukan untuk perpecahan.
“Harapan akan selalu hadir untuk mereka yang percaya perubahan.”