Puncta 22.07.23
Pesta. St. Maria Magdalena
Yohanes 20: 1. 11-18
DALAM pengembaraan di tengah hutan, Sinta melihat ada kijang kencana yang sangat elok. Sinta minta agar Rama menangkap kijang itu. Keinginan perempuan tak bisa dihalangi.
Rama minta Laksmana menjaga kakak iparnya. Ia mengejar kijang ke tengah hutan.
Karena lama Sinta kawatir ada apa-apa dengan Rama. Ia menyuruh Laksmana menyusul kakaknya. Laksmana bimbang dan ragu antara menjaga Sinta atau pergi menyusul Rama.
Sinta justru curiga. Ia menuduh Laksmana mengingininya. Perempuan kalau tidak dituruti mulai merajuk, menuduh dan mencurigai.
Tidak tahan dicurigai, Laksmana pergi. Sebelum ia meninggalkan Sinta, ia membuat lingkaran di tanah untuk membetengi Sinta dari bahaya.
“Jangan sekali-kali keluar dari lingkaran ini,” pinta Laksmana.
Rahwana yang tahu Sinta seorang diri, menghampirinya dengan berpura-pura jadi pengemis kelaparan. Ia minta seteguk air untuk menghapus dahaga.
Karena iba, Sinta lupa pesan Laksamana dan mengulurkan tangannya. Seketika tangan Sinta diraih Rahwana dan diculik ke Alengka.
Perempuan kadang tidak berpikir panjang. Belaskasihan berubah menjadi malapetaka besar. Penderitaan membukakan mata hati.
Hari ini Gereja memperingati St. Maria Magdalena. Ia sangat mengasihi Yesus. Ia sangat berduka saat Yesus mati. Ia pergi ke makam untuk menengok jenasah-Nya. Tetapi ia tidak menemukannya.
Kesedihan sering menutup penglihatan. Ia tidak melihat malaikat dan Yesus yang berada di dekatnya. Ia menyangka orang itu penjaga makam. Mata hati dibuat gelap oleh dukacita.
Baru ketika Yesus menyapa Maria dengan menyebutkan namanya, Maria menjadi sadar dan terbuka. Ia mengenali suara Gurunya.
Ia langsung menjawab, “Rabuni.” Maria merasa sangat akrab dengan sapaan pribadi Gurunya. Ia bertemu langsung dengan Yesus yang sudah bangkit. “Aku telah melihat Tuhan.”
Apakah kita juga punya pengalaman disapa oleh Tuhan secara pribadi dan muncul semangat berkobar-kobar untuk lebih mengasihi-Nya?
Pengalaman dikasihi sedemikian sampai kita yakin Tuhan sendiri yang hadir menyapa kita. Apakah anda juga mengalami peristiwa “Aku telah melihat Tuhan” seperti Maria Magdalena itu?
Ke pasar beli baju bergaris lurus,
Untuk persiapan hajatan pesta.
Tak ada pengorbanan yang terhapus,
Kebahagiaan menanti di depan mata.
Cawas, satukan hati tetap mencintai