BUNUH diri. Itulah salah probabilitas paling besar dan paling mungkin atas kematian bintang genre music K-Pop Sulli alias Choi Jin-ri.
Sulli di tahun 2019 ini baru berumur 25 tahun.
Laporan koran beken Washington Post edisi hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 ini melansir penyebab kematian Sulli karena bunuh diri – itulah probabilitas paling tinggi.
Laporan koran terbitan Ibukota Amerika itu juga menyebutkan bahwa selama ini alm. Sulli mengalami apa yang disebut “panic phobia” – jiwanya dan psike-nya terganggu dan sakit lantaran banyaknya kritik yang sering dilampiaskan warganet ke akun IG milknya.
“Social phobia” itu sudah dialami Sulli sejak kecil, ketika ia mulai merintis karier sebagai artis sejak umur muda.
Kerasnya industri hiburan
Kalau asumsi ini benar bahwa Sulli mati karena bunuh diri, demikian laporan Washington Post, maka menjadi semakin jelas bahwa industri hiburan di Korea itu rupanya tidak “seindah” yang disaksikan publik melalui layar kaca atau HP.
Layaknya industri, maka dunia entertainment pun juga tidak imun dari eksploitasi, besarnya derajad ekspektasi publik dan –demikian tulis The Post—kurangnya pendampingan psikologis oleh tim manajemen manakala artisnya mengalami “kekacauan” hati.
Hingga malam ini, kepolisian Seongnam di Provinsi Gyeonggi belum merilis secara resmi penyebab kematian bintang yang wajahya selalu reddish dan super imut ini.
Warna baru
Sulli meyadari bahwa dirinya membawa warna baru dalam industri hiburan di Korea sejak dia muncul menyemarakkan panggung jenis musik K-Pop.
Namun, ia tak mampu menahan “derita batin”, ketika publik menyesalkan keputusannya telah berpacaran dengan penyanyi rap yang usiannya jauh lebih tua.
Derita itu mencapai puncakya tahun 2014, ketika dia memutuskan diri mau mundur sejenak dari dunia hiburan.
Langkahnya yang juga menuai sensasi dan kritik para pegggemarnya justru menyangkut hal yang sensitif bagi segenap kaum perempuan. Yakni, karena Sulli mengaku dia tidak suka memakai BH.
Merana
Bulan Juni 2019, alm. Sulli tampil sebagai bintang tamu dalam acara televisi bertitel The Night of Hate Comments di mana dia dimintai tanggapannya oleh TV bagaimana reaksinya kalau harus merespon ujaran kebencian yang sering menyerangnya di jagad medsos.
“Bahkan kawan-kawan dekat saya pun sudah meninggalkan saya. Saya merasa terlukai dan kesepian karena tak seorang pun mau memahami saya dan itu membuat saya merasa seperti tercampakkan,” tulis alm. Sulli dalam video IG tahun 2018 lalu. (Berlanjut)