Bacaan 1: Why 5:1-10
Injil: Luk 19:41-44
Anak Domba yang Disembelih
Dalam tradisi Yahudi kuno, imam mempersembahkan kurban bagi penebusan dosa (baik dosa umat maupun imam).
Ada banyak aturan tentang persembahan (Im 4) yang akan dipersembahkan tergantung siapa yang berdosa. Bisa Lembu (dosa imam), Kambing (raja), Domba (rakyat biasa), Burung Merpati (orang miskin) dan tepung (orang yang sangat miskin).
Para imam setiap tahun harus mengadakan upacara penghapus dosa tersebut, dengan daging dan darah binatang mereka memohon penghapusan dosa kepada Allah.
Dalam iman Kristiani, kita mengimani bahwa Yesus Kritus adalah Imam Agung dan sekaligus “Kurban Sembelihan” untuk menghapus dosa manusia sekali untuk selamanya (bukan setiap tahun).
Ia hadir ke dunia bukan dalam wujud “raja yang penuh kuasa (perkasa)” namun justru lahir di palungan kandang lembu, hadir dalam kelemahan bagai “Domba yang akan disembelih”.
Ia juga mendapat sebutan sebagai “Singa dari Yehuda”.
Namun justru sosok “Domba yang Telah Disembelih” itu, ternyata yang memiliki “Kuasa Raja” baik di surga dan di bumi. Dia-lah satu-satunya yang punya kuasa untuk membuka “gulungan kitab dan membuka meterai-meterainya”.
“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta.
“Anak Domba yang telah Disembelih” itu kita imani sebagai Tuhan Yesus Kristus. Dia yang telah disembelih di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia sekali untuk selamanya.
Tuhan Yesus menangisi Kota Yerusalem yang dinubuatkan-Nya akan mengalami kehancuran. Kota penting bagi umat Yahudi karena disana terletak Bait Allah, simbol kehadiran Allah. Kota yang bermakna kedamaian namun justru malah tidak memberikan kedamaian.
Tuhan menangisi umat Yahudi yang tidak peka akan kehadiran Allah melalui Diri-Nya.
Pesan hari ini
Tuhan sering hadir dalam kelemahan dunia, orang-orang yang terpinggirkan sama seperti kelemahan “Domba yang akan dibawa ke tempat sembelihan”.
Apakah saya bisa menyadari kehadiran-Nya? Jangan biarkan Dia menangisimu.
“Jangan pernah berhenti melakukan yang terbaik hanya karena seseorang tidak memberimu penghargaan.”