Anak Kunti dari Dewa Surya

0
1,448 views
Yusuf dan Maria mengungsi ke Mesir. (Misionary Society of Saint Paul)

Puncta 18.12.21
Sabtu Pekan Khusus Advent
Matius 1: 18-24

KETIKA Basudewa tahu bahwa Kunti hamil =padahal adiknya ini belum bersuami- maka murkalah dia. Basudewa marah sekaligus malu kepada Kunti.

Dia minta agar Kunti berterus-terang siapa lelaki yang berbuat nista itu. Dia ingin menghukumnya, kalau lelaki yang menghamili adiknya tidak mau bertanggungjawab.

Karena Kunti tidak mau berkata siapa lelaki yang menghamilinya, Basudewa mau merajam adiknya itu karena telah membuat malu nama baik Negeri Mandura.

Datanglah Resi Druwasa melerai. Resi Druwasa menjelaskan bagaimana Kunti bisa hamil.

Kunti berguru kepada Resi Druwasa. Dia memberi mantra “Kunta wekasing rasa sabda tunggal tanpa lawan.

Mantra itu bisa mendatangkan dewa dari Kahyangan. Mantra itu ada larangannya, yakni dilarang membaca mantra, saat mandi atau sedang tidur di ranjang.

Karena penasaran, Kunti mengucapkan mantra saat sedang mandi. Terjadilah Dewa Surya menghampiri Kunti dan dia hamil.

Kunti melahirkan anak laki-laki dan diberi nama Karna Basusena. Anak ini kemudian dilarung di Sungai Gangga dan kemudian diambil oleh kusir Negeri Angga yang bernama Adirata.

Karna diangkat sebagai anaknya.

Sebagai tunangan Maria, Yusuf bingung dan takut karena Maria sudah mengandung. Ia ingin menceraikan Maria secara diam-diam.

Ketika hatinya bimbang, Malaikat datang kepada Yusuf dalam mimpi.

“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”

Karena sabda malaikat, Yusuf taat melakukan kehendak Allah. Ia tanpa banyak kata-kata segera berbuat seperti yang diperintahkan malaikat.

Yusuf seorang yang tulus dan jujur menjadi bapa pelindung bagi Maria dan Sang Bayi.

Tidak mudah apa yang diputuskan oleh Yusuf. Namun dia sebagai pria yang bertanggungjawab menerima dan meng-cover semua beban Maria.

Yusuf menyelamatkan Maria dari cemar dan noda. Ia menutupi cela yang bisa menghancurkan hidup Maria.

Kita bersyukur memiliki teladan pribadi yang bertanggungjawab, jujur dan tulus yakni Yusuf.

Mari kita meneladan keikhlasan dan ketaatan Bapa Yusuf.

Menghantar Pak Hari ke pemakaman suci.
Diiringi hujan rintik-rintik tiada henti.
Bapa Yusuf yang taat dan rendah hati.
Ajari kami meneladan pribadimu yang suci.

Cawas, bapa yang baik hati….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here