UNGARAN (Kamis, 29/9/2016) – Sejak sore hari, sejumlah Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kristus Raja yang dikomando Adel, sudah tampak sibuk mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan Angkringan Perdamaian Lintas Agama di halaman Gereja Kristus Raja Ungaran. Persiapan itu dalam rangka menyambut hari Perdamaian Internasional dan Hari Doa se-Dunia untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Lintas Agama (PeLitA) dan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Kom HAK KAS). Usai shalat Maghrib, para tamu mulai berdatangan, terutama mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Gus Durian Semarang, anggota PeLitA (Yunantyo Adi dan Wawan) dan OMK Kristus Raja. Hadir juga sejumlah tokoh agama dari Islam (Fatquri dari Masjid Agung Jawa Tengah), Konghucu (Andi) dan Kristen (Pendeta Rachmat Radjaguguk dan Wipro), tokoh masyarakat (Pardiman, Cahyono, Rudy) dan seniman (Soetikno MA dan Mbah Win dari Art Gottik). Sejumlah umat Lintas Agama pun hadir dan tak ketinggalan warga Kristus Raja Ungaran, khususnya Ibu-Ibu Paroki. Hadir pula kawan-kawan dari Ahmadiyah dan eks Gafatar dalam acara tersebut.
Acara dibuka dengan penampilan Musik Rebana Damai para siswi-siswa SMK Kanisius Ungaran. Mereka menyanyikan tembang-tembang antara lain Ilir-Ilir dan Perdamaian. Demikian pula OMK Kristus Raja menampilkan Musik Klontang dengan tembang Rumah Kita. Seorang OMK, Bolag, mengisi Stand Up Comedy Perdamaian yang mengocok perut para hadirin. Tak ketinggalan dari UIN Walisongo menampilkan satu lagu dan orasi serta aksi doa dipimpin Pipit.
Pada kesempatan tersebut Romo Aloys Budi Purnomo Pr – Ketua Kom HAK KAS mengajak hadirin menikmati Doa Perdamaian dari Santo Fransiskus Asisi. Sementara itu, Gus Ubaidillah dari Rembang yang juga dosen di UIN Walisongo menyampaikan orasi tentang Agama yang membawa perdamaian.
Angkringan tak hanya menjadi judul tetapi juga praksis. Ratusan hadirin duduk lesehan dan menikmati angkringan yang disediakan Dodok – penjual nasi kucing di depan Gereja Kristus Raja – dan Serani – angkringan dari Jl Asmara Ungaran. Suasana akrab dan penuh persaudaraan dibangun dengan angkringan perdamaian tersebut.
Acara yang dipandu Lukas Awi Tristanta itu ditutup dengan doa bersama secara bergantian dan sesudah itu dilantunkan Tembang Macapat Dandanggula bertema perdamaian oleh Broto. Puncak acara, semua peserta yang masih hadir menyanyikan lagu Heal The World sambil bergandengan tangan. Meski acara sudah selesai, mereka tampak enggan beranjak pulang karena masih terbuai suasana penuh persaudaraan dan keakraban. Semoga damailah Nusantara dan seluruh Semesta.***