Antara Hipokrisi dan Transparansi

0
140 views
Ilustrasi - Transparansi dan akuntabel. (Ist)

YESUS bersabda, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi” (Lukas 12:1).

Mengapa kemunafikan mesti diwaspadai?

Seperti halnya ragi itu meresap ke dalam adonan dan membuat seluruh adonan kamir, demikian pula kemunafikan kaum Farisi. Namun, pengaruh yang disebarkannya buruk dan koruptif. Mereka menyembunyikan motivasi aslinya yang buruk dalam perbuatan yang seakan-akan relijius dan saleh. Hal itu akan terbongkar dengan sendirinya.

Kepada para murid-Nya, Yesus mengajarkan transparansi atau sikap terus terang.

Mengapa? Karena ajaran Tuhan Yesus itu baik dan benar. Jadi, mesti dibagikan kepada yang lain.

Menyampaikan kabar gembira keselamatan itu suatu tugas yang tidak mudah. Sejak awal hingga saat ini, Gereja menghadapi penganiayaan dan pembunuhan. Tidak terhitung martir yang telah menumpahkan darahnya demi iman dan Injil Tuhan.

Namun, Yesus menegaskan bahwa mereka tidak perlu takut mati dibunuh. Pertama, karena pembunuhnya hanya dapat mematikan tubuh (Lukas 12:4). Mereka mesti lebih takut kepada Tuhan yang patut diandalkan (Lukas 12:5).

Kedua, para murid Yesus itu amat berharga di mata Tuhan (Lukas 12:6-7). Karena itu, mereka tidak perlu khawatir. Tuhan memelihara mereka hingga hal-hal yang terkecil.

Yesus berpesan agar para murid-Nya menghayati dan mewartakan imannya dalam transparansi. Ada kesesuaian antara yang dalam hati dan yang dijalani. Mereka juga mesti dengan berani membagikan imannya kepada orang lain. Mereka tidak boleh menyembunyikan Tuhan Yesus, ajaran, dan teladannya.

Apakah selama ini kita telah menghayati iman dalam transparansi, sehingga kita berani menjadi saksi-saksi Yesus? Ataukah kita hidup dalam kemunafikan?

Semoga kita mengalahkan hipokrisi dengan transparansi.

Jumat, 20 Oktober 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here