Bacaan 1: 1Raj 11:4-13
Injil: Mrk 7:24-30
Suatu ketika saya membaca sebuah berita viral, seorang pria seniman tattoo di Thailand memiliki istri delapan. Terus terang saya sulit membayangkan bagaimana itu bisa dijalani dengan baik.
Dalam bacaan pertama hari ini lebih mencengangkan lagi.
Raja Salomo memiliki istri tujuh ratus dan gundik tiga ratus, “Big Sale” cinta.
Mungkin kita akan bertanya, bagaimana bisa seorang raja yang terkenal bijaksana dan takut akan Tuhan serta usia matang jatuh dalam kejahatan iman, bahkan kemarin dipuji oleh Ratu Selatan Syeba.
Sesuai dengan Ul 17:17, salah satu syarat menjadi Raja Israel adalah monogami.
Hal ini tentu tidak terjadi secara kebetulan, sebab Salomo memang telah “bermain api” sejak mengawini istri-istri yang tidak seiman seperti perempuan dari Mesir (anak Firaun), perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het.
Meski ia bijaksana dan “seolah kuat dalam iman”, terbukti kuat dalam ibadah namun lambat laun para istrinya itu telah menyeret Salomo menjauh dari Tuhan. Ia mulai menyetarakan-Nya dengan ilah-ilah, padahal tentang hal ini Tuhan pernah mengingatkannya untuk setia pada-Nya (1Raj 3:14, 6:12, 9:4).
Imannya sepertinya telah terganggu oleh “imin”.
“Big Sale” cinta Salomo mendatangkan akibat buruk baginya. Tuhan membenci perilaku yang demikian dan mendatangkan hukuman Kerajaan Israel nanti akan terpecah menjadi dua (Utara dan Selatan).
Dalam kisah injil, perempuan Siro-Fenisia (Yunani) yang tidak mengenal atau mengimani Allah malah justru mengandalkan Tuhan. Ia tidak memiliki iman namun percaya Tuhan Yesus akan menjadi solusi bagi kesembuhan anaknya dari kerasukan setan.
Meski perempuan itu “di-anjing anjingkan” oleh Yesus namun “kepercayaannya” terhadap keilahian Yesus tidak luntur dan menyerah. Bangsa Yahudi sering menganggap bangsa lain sebagai “anjing”.
“Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Demikian kata Tuhan Yesus.
Dan perempuan itu menjawab:
“Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
Oleh keteguhannya, perempuan itu diberikan apa yang dimohon dari Yesus. Anaknya terbebas dari kerasukan roh jahat hanya melalui Sabda-Nya tanpa menyentuh anaknya.
Pesan hari ini
Tidak semua agama itu sama, maka jangan melakukan “sinkretisme” (mencampur adukkan) iman untuk mengalahkan “si imin”.
“Kesetiaan berarti ketulusan menyimpan satu hati dalam hatimu dan berjanji untuk tidak akan mengkhianati.”