Antara Kata dan Tindakan

0
517 views
Mengejar cita-cita dan konsisten (Ist)

Selasa, 07 03 2023

  • Yes 1:10.16-20.
  • Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23.
  • Mat 23:1-12.

MELIHAT pemimpin yang hebat itu menyenangkan dan mendatangkan kekaguman.

Namun jika kita berhadapan dengan pemimpin yang tidak benar, yang tidak fokus pada tujuan, sering kali mendatangkan kelelahan.

Sebagai sebuah cermin kita bisa melihat dua pemimpin ibukota yang terakhir.

Bagaimana bedanya antara satu dengan yang lain. Yang satu terkenal bersih, bicara lantang akan kebenaran, tidak takut risiko asal demi kebaikan rakyat, serta hadir untuk mendidik rakyat dan kebenaran hidup.

Dia melayani bukan mencari jabatan untuk memperkaya diri.

Sedangkan yang satu, ragu, penuh kata manis yang tak bermakna, kurang fokus pada pekerjaan hingga banyak hal yang dikerjakan justru membingungkan rakyat.

Keputusannya justru sering kali menyusahkan rakyat.

Seorang pemimpin itu memiliki konsistensi dalam kata dan tindakan hingga semua bisa menemukan kepastian dalam karya maupun relasi.

Pemimpin yang baik adalah tahu apa yang ia putuskan, sehingga tidak asal-asalan membuat keputusan.

Pemimpin konsisten juga bertindak sesuai dengan apa yang ia ucapkan. Istilah kerennya, ‘sejalannya kata dan perbuatan’.

Pemimpin yang konsisten juga bisa bersikap realistis tentang apa yang akan ia lakukan.

Ia menyadari tidak semua hal bisa ia lakukan dan mudah diwujudkan. Maka, pemimpin yang konsisten akan mengukur seberapa memungkinkan suatu hal dilakukan.

Oleh karena itu, pemimpin yang konsisten terbiasa membuat rencana cadangan, ketika rencana utama tidak membuahkan hasil. Ia tak akan lari dari tanggungjawab.

Pemimpin yang konsisten akan mendapat kepercayaan dan hormat dari anak buahnya.

Namun akan menjadi bahan ejekan jika seorang pemimpin tidak mempunyai kejelasan sikap dan perilakunya.

Apalagi jika karenanya orang mengalami banyak kesulitan dan ketidakjelasan nasib.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Yesus menunjukkan kualitas baru dalam kepemimpinan.

Pemimpin yang baik harus memiliki orientasi untuk melayani bukan dilayani.

Berorientasi pada pengembangan “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini” sesuatu itu butuh pengembangan guna menyesuaikan dengan perubahan.

Hal itu juga berlaku dalam mengembangkan cara kerja dan keutuhan tim.

Jangan sampai seorang pemimpin hanya terpaku dengan kemampuan diri sendiri dan tim yang begitu-begitu saja.

Jika hanya terpaku tentu akan tertinggal jauh dan tergilas oleh perubahan zaman. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan, mencari ide baru.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku punya konsistensi dalam memimpin?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here