Bacaan 1: Yer 31:1-7
Injil: Mat 15:21-28
Suatu saat saya masih SMA, naik bus dari Klaten ke Yogya. Tak lama kemudian, ada dua orang bule naik juga. Lalu kudengar dua orang yang duduk di depanku menyeletuk,
“Asu loro iki arep neng endi ya?” (Bahasa Jawa kasar, dua anjing ini mau kemana ya?)
Bule-bule itu diam saja, kupikir karena mereka tak mengerti Bahasa Jawa.
Kemudian bus masuk kota Yogya dan bule-bule itu turun, namun ada hal yang mengejutkanku. Mereka turun sambil berkata dalam “kromo inggil” (Bahasa Jawa halus),
“Mas nuwun sewu, segawonipun badhe mandhap.” (Mas maaf, anjingnya mau turun).
Dua orang di depanku hanya diam seribu bahasa menahan malu.
Secara manusiawi, seseorang akan bereaksi negatif dan emosi saat menerima hinaan. Kadang kesabaran yang ditunjukkan malah semakin membuat penghina semakin brutal menghina.
Timbul perasaan tak nyaman dihati saat dihina itu sangat manusiawi.
Meski tak mudah, namun seiring waktu seseorang pasti mampu membuktikan tak serendah yang dikatakan penghina.
Ada yang mampu bangkit dari hinaan namun banyak juga yang tidak bisa “move on”.
Reaksi terbaik adalah tetap sabar.
Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kesabaran dan kerendahan hati, lewat kisah seorang ibu dari Kanaan, bangsa yang dianggap kafir oleh orang Yahudi.
Terhitung dua kali Tuhan Yesus menguji iman perempuan itu.
- Dia hanya diutus untuk bangsa Yahudi
- Perempuan itu disamakan dengan “anjing”, sebutan orang kafir oleh bangsa Yahudi.
Alih-alih marah dan meninggalkan-Nya, ibu itu justru menunjukkan kesabaran dan kerendahan hati yang luar biasa.
“Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
Jawaban itu mendapatkan pujian dari-Nya,
“Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.”
Nabi Yeremia mengabarkan kabar gembira bagi bangsa Yahudi yang sedang dihukum Tuhan dalam pembuangan. Mereka akan pulang ke Israel, karena Allah sungguh mengasihi bangsa itu.
Ini adalah bukti, bahwa *Allah tidak hanya menghukum namun juga memulihkan* bagi mereka yang mau dengan rendah hati mengakui kesalahan dan bertobat.
“Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel!”
Pesan hari ini
Tuhan selalu mengasihi orang sabar dan rendah hati. Jangan marah saat dihina.
“Seseorang yang luar biasa itu, sederhana dalam ucapan, tapi hebat dalam tindakan.”