Apakah Agama Menjerumuskan?

0
44 views
Ilustrasi: Perayaan ekaristi di Gereja Mater Boni Consilii Bajawa menutup gelaran rangkaian Munas ke-14 UNIO Indonesia di Mataloko, Kabupaten Ngada, Flores, 25-29 September 2023. (Romo Ferry SW)

INJIL hari ini (Matius 23:1-12) kerap menjadi inspirasi dalam menulis renungan tentang sikap munafik para Ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka mengajai tanpa mau melaksanakan yang diajarkan. Dalam konteks Masa Prapaskah, Injil ini mengingatkan orang akan dosa kesombongan. Itu tampak jika orang menghubungkannya dengan bacaan pertama (Yesaya 1:10.16-20).

Yesaya berseru agar orang mendengarkan sabda Tuhan dan perintah-Nya (Yesaya 1: 10), membersihkan diri mereka dari perbuatan jahat, berbuat adil, dan memperhatikan kaum lemah (Yesaya 1:17). Itulah yang akan menyelamatkan mereka (Yesaya 1:18-19). Sebaliknya, yang melawan akan binasa oleh pedang (Yesaya 1:20).

Yesus menyampaikan kritik terhadap para Ahli Taurat dan kaum Farisi yang memakai agama untuk memperoleh keuntungan diri sendiri (Matius 23:5-7). Menganggap dirinya penting merupakan salah satu indikasi kesombongan.

Sabda Tuhan hari ini mengajak orang bertobat (Yesaya 1:18) dan meninggalkan kesombongan (Matius 23:8-10). Injil menegaskan supaya orang mau melayani (Matius 23:11). Itulah makna menjadi terbesar dalam semangat Yesus yang melayani hingga wafat di kayu salib.

Akhir injil hari ini secara gamblang menegaskan pentingnya sikap rendah hati. “Barang siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan.” (Matius 23:12).

Mengapa orang perlu waspada terhadap kesombongan? Thomas Merton menulis, “Pride makes us artificial and humility.makes us real“. Artinya, kesombongan itu menampilkan pribadi palsu. Sedang sikap rendah hati membimbing seseorang kepada diri sejatinya.

Kesombongan itu menjadi penghalang utama dalam bertobat. Karena itu, bacaan hari ini sangat relevan untuk Masa Prapaskah yang mengajak orang untuk bertobat.

Panggilan untuk bertobat senantiasa relevan untuk siapa saja. Juga untuk para pemimpin agama seperti para Ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka terjerumus dalam kesombongan agama. Ternyata, agama bisa membuat orang terjerumus ke dalam dosa kesombongan.

Selasa, 27 Februari 2024
Albherwanta O.Carm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here