PERTANYAAN di atas menggelitik. Jika bisa, bagaimana meringkasnya? Apa yang mesti ditulis? Ternyata amat singkat, yakni kasih Allah.
Santo Yohanes menuliskannya secara jelas dalam Injil hari ini (Yohanes 3:16-21). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Lebih detil dia menjelaskan, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:17).
Kasih sejati tidak menghakimi, melainkan menyelamatkan.
Namun, kasih juga menghargai kebebasan dan pilihan. “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18).
Tuhan tidak menghukum. Manusia yang memutuskan untuk menghukum dirinya sendiri. Mereka yang percaya kepada Yesus menerima keselamatan. Sedang yang menolak Dia memilih kegelapan dan hukuman.
“Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang , sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.” (Yohanes 3:19).
Yohanes melihat bahwa ada banyak orang yang menolak Yesus, Sang Terang (Yohanes 8:12).
Mengapa manusia lebih menyukai kegelapan? Karena perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yohanes 3:19). Mereka yang berbuat jahat membenci terang agar perbuatannya tidak tampak (Yohanes 3:20).
Jadi, Allah mengasihi dunia, termasuk sisi buruknya. Dia mengasihi orang baik dan orang jahat (Matius 5:45). Orang boleh memilih antara percaya dan menolak untuk percaya. Masing-masing dengan konsekuensinya. Apakah kita memilih untuk percaya akan kasih Allah dalam Yesus Kristus?
Rabu, 10 April 2024