Home BERITA Api Kasih yang Membara

Api Kasih yang Membara

1
Ilustrasi - Rukun dan rujuk lagi by Regain.

Kamis, 20 Oktober 2022

  • Ef. 3:14-21.
  • Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19.
  • Luk. 12:49-53.

JIKA tidak bisa memadamkan api, janganlah menaruh minyak di dekatnya.

Kita tetap punya pilihan jika konflik tidak bisa didamaikan, janganlah kita menambah keributan.

Pertentangan bisa kapan saja terjadi di antara kita, karena setiap pribadi membawa ide dan gagasan serta sikapnya masing-masing.

Tidak semua orang bisa bersikap bijak menanggapi perbedaan yang ada.

Ada orang yang cenderung menjadi sumber masalah dengan omongannya setra perilakunya.

Seorang bapak mensyeringkan kegelisahannya, karena hubungannya dengan anak-anaknya menjadi kurang harmonis karena ada orang yang sengaja menyebarkan berita salah.

Dia merasa diadu dengan anak-anaknya, karena sejak isterinya meninggal, dia dikatakan dekat dengan seorang ibu muda.

Ibu muda itu punya anak dua dan suaminya pergi bekerja di perusahaan kapal asing di laut lepas.

Dia sudah menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa dia tidak punya hubungan spesial, namun anaknya tidak begitu saja menerimanya. Bahkan keluar ancaman jika sampai ada apa-apa, anak-anaknya akan meninggalkan dia.

“Saya tersinggung sekali dengan ancaman anak-anak, karena mereka tidak mempercayai saya dan lebih percaya gosip,” ujarnya.

“Sejak ditinggal isteriku, saya lebih hati-hati bersikap dan mengarahkan hati serta pikiran untuk menyayangi anak dan cucu, bukan mencari kesenangan sendiri, tetapi mengapa mereka tidak pernah mau tahu,” ujarnya.

“Sampai saat ini, saya masih bisa mengurus dan membiayai hidupku sendiri, saya tidak bisa membayangkan jika hidupku tergantung pada mereka. Mereka akan seperti apa dalam memperlakukan saya,” paparnya dengan sedih.

“Maka saya tetap mau bekerja dan berusaha mencukupi keperluan hidup sendiri; tidak minta atau tidak tergantung anak-anakku,” lanjutnya.

“Saya merasakan cinta dan kasih mereka padaku penuh dengan syarat, sedangkan kasih dan setiaku pada mereka tanpa syarat dan tuntutan apa pun,” urainya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.

Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.

Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan.”

Api kasih Tuhan itu membawa nilai baru yang menjadi tubtunan langkah dan sikap manusia. Jika manusia hatinya terbuka maka api kasih itu akan membawa perdamaian, perdamaian antara Allah dengan manusia dan antara manusia dengan sesamanya.

Namun siapapun yang tidak menerima api kasih Tuhan, mereka itu harus dipisahkan dari mereka yang mau menerima perdamaian dan kaselamatan Allah.

Perbedaan antara yang menerima dan tidak menerima perdamaian Allah sangat berpotensi terjadi dalam kehidupan siapa saja, termasuk dalam kehidupan keluarga.

Api kasih itu akan membakar hati kita hingga ada kesadaran baru antara ayah dan anak, ibu dan anak perempuan menantu dan ibu mertua, dll, dan inipun harus dipisahkan, agar setiap orang dapat mengikut Yesus dengan murni dan sepenuh hati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjaga api kasih Allah dalam diriku?

1 COMMENT

  1. Tidak mudah untuk menjalani hidup dengan kasih… Jika mau menjalani nya maka bersiaplah untuk menerima kenyataan yang ada. Ditinggalkan, dicaci maki, dll.
    Walaupun pagi-pagi sudah di recokin anak tapi ya nga papa wong dia belum tahu kasih Allah yang begitu besar. Mungkin kalau dia sudah tahu dia nga akan berani ayah nya
    Semoga saja saya selalu di beri kesabaran

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version