MANUSIA tidak bisa hidup tanpa api. Namun, manusia bisa amat takut terhadap api. Kebakaran selalu membuatnya terkejut dan panik. Lalu, mengapa Yesus berkata bahwa Dia datang untuk melemparkan api ke bumi? (Lukas 12: 49).
Dalam Perjanjian Lama, api itu lambang kehadiran amat berkuasa dari Tuhan. Ingat pengalaman Nabi Musa akan semak menyala, namun tidak terbakar (Keluaran 3:2). Api itu juga membakar hati manusia dan mengubah seluruh hidup mereka; Pentakosta (Kisah Rasul 2).
Yesus datang untuk membuat manusia dipenuhi api Tuhan, yakni api kasih yang membakar dan mengubah manusia. Manusia tidak akan berubah hanya lewat nasihat. Hanya api Tuhan yang bisa mengubahnya (“transform“) seperti kayu diubah menjadi arang.
Yesus juga amat merindukan pembaptisan diri-Nya. Bukan ditenggelamkan di dalam air, melainkan dalam sengsara dan wafat di kayu salib. Untuk itulah Dia datang dan dengan cara itu Dia mengubah dan menyelamatkan manusia. Mereka yang ingin selamat perlu dibaptis. Artinya, ditenggelamkan dalam sengsara dan kematian-Nya untuk masuk ke dalam kebangkitan.
Akhirnya, Yesus menyampaikan sabda yang amat mengejutkan. Bahwa Dia datang bukan untuk membawa damai, melainkan pertentangan (Lukas 12: 51). Bukankah Dia raja damai yang penuh kelembutan (Matius 11: 28)? Bukankah pesan-pesan-Nya setelah kebangkitan-Nya berisi damai (Yohanes 20: 19.26)?
Yesus mengingatkan bahwa setelah Dia kembali ke surga, para pengikut-Nya akan dianiaya oleh para penguasa (Markus 13: 9; Lukas 12:11). Para pengikut Kristus mesti siap mengalami itu.
Bahkan, mereka dituntut siap dimusuhi oleh anggota keluarganya sendiri dan oleh sesama bangsa-Nya sendiri. Itulah konsekuensi yang mesti mereka tanggung. Amat tidak ringan tantangan orang yang percaya dan mengikuti Yesus!
Mengandalkan kekuatan sendiri, mereka hancur lebur. Tetapi dalam Tuhan mereka teguh dan tetap utuh. Perlu diingat, bahwa mereka tidak pernah sendiri, karena Yesus menyertai mereka sampai akhir zaman (Matius 28: 20). Yesus membekali para pengikut-Nya dengan Roh Kudus. Dia tak terkalahkan; bagaikan api nan membakar.
Kamis, 20 Oktober 2022