Kamis, 20 Oktober 2016
Pekan Biasa XXIX
Ef 3:14-21; Mzm 33:1-2.4-5.11-12. 18-19; Luk 12:49-53
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! … Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan!”
YANG dikatakan Yesus jelas dan tegas. Ia datang untuk melemparkan api ke bumi. Api itu adalah kami cinta kasih dan api Roh Kudus sumber cinta kasih.
Kita semua yang menerima Yesus Kristus menerima pula api Roh Kudus. Menerima Yesus membawa resiko dan konsekuensi: perlawanan dan penolakan. Namun kita harus tetap setia dan bertahan dalam iman meski mengalami semua itu.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus yang menantang kita untuk memiliki iman pada-Nya. Saat pertanyaan di manakah kesetiaan kita pertama-tama harus diletakkan, jawaban pasti. Yesus Kristuslah yang utama.
Tuhan Yesus Kristus Engkaulah pusat hidup kami. Terima kasih atas api Roh Kudus yang Kau anugerahkan kepada kami melalui baptisan kami. Bantulah kami untuk setia pada-Mu kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)