SEKARANG zamannya penyedia layanan atau services yang mendatangi pengguna aplikasi yang membutuhkan. Kedekatan lokasi penyedia layanan dengan orang yang membutuhkan layanan penting untuk membuat layanan lebih efektif dan efisien.
Mohon beribu maaf khusus untuk kepentingan tulisan ini saja, saya mereduksi para pastor sebagai penyedia berbagai jenis pe-layanan kerohanian. Utamanya misa, entah misa pemberkatan rumah, misa HUT perkawinan, misa pemberkatan kantor, misa requiem, misa Jumat Pertama, misa peringatan untuk berbagai ujub dll. Belum pe-layanan sakramen yang lain, seperti sakramen pengurapan orang sakit, sakramen tobat, sakramen baptis., bimbingan rohani, retret, rekoleksi dll.
Kebutuhan pe-layanan pastor di masyarakat urban pun beragam dan bisa dikatakan sangat tinggi untuk dapat dipenuhi oleh pastor paroki yang jumlahnya sangat terbatas. Belum lagi kenyataan bahwa para pastor paroki berfokus melayani berbagai kebutuhan umat paroki yang bersangkutan. Sudah jamak di Grup WA, BB dan komunitas-komunitas kategorial pesan berantai beberapa para anggota yang tengah pusing mencari pe-layanan dari para pastor untuk berbagai jenis kepentingan. Dan, sering kali perburuan pastor berakhir nihil dan acara misa dibatalkan dan diganti dengan ibadat sabda dipimpin oleh pro diakon. Tentu tidak ada yang salah dengan itu.
Tidak ada yang salah juga dengan keyakinan beberapa umat yang terlalu cepat percaya dengan ungkapan dalam Injil: ‘tuaian memang banyak namun pekerja sedikit,’ dan belum memikirkan solusi untuk menjembatani jurang lebar antara kebutuhan umat akan pastor dan pe-layanan dari para pastor yang ada.
Mungkin masih cukup banyak umat yang belum tahu bahwa selain pastor paroki, ada pastor lain yang tersedia di ‘pasaran’ sekarang ini. Ada pastor mahasiswa, pastor biara, pastor dosen universitas, pastor yang sedang tugas belajar, pastor yang sedang bertamu, pastor pelayanan orang sakit dlsb. Informasi, database keberadaan para pastor ini yang sekarang ini masih kurang lengkap untuk tidak mengatakan belum tersedia. Bahkan informasi ini pun kadang tidak dipunyai di paroki sehingga jika ada pastor paroki yang kewalahan dengan reksa pastoral di parokinya, juga tidak segera dapat memperoleh bantuan segera.
Mungkin hanya umat yang punya daftar kontak para pastor sekarang memegang informasi kunci yang dibutuhkan, namun tetap saja sangat terbatas oleh beberapa faktor, antara lain luang tidaknya jadwal sang pastor, jauh tidaknya lokasi sang pastor dengan tempat yang akan dilayani, ada tidaknya jemputan jika sang pastor tidak punya kendaraan, dlsb.
Dengan penyediaan layanan berbasis aplikasi seperti Uber, Grab dan Gojek, aplikasi semacam itu yang mempertemukan umat yang membutuhkan layanan dengan pastor yang bisa memberikan pe-layanan yang dibutuhkan, tinggal menunggu waktu untuk diciptakan.
Menciptakan aplikasi semacam itu tentu akan sangat membantu reksa pastoral Gereja, membuat layanan para gembala menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Dan, lebih dari itu, kita bisa menambahkan pada ungkapan ‘Tuaian memang banyak, namun pekerja sedikit’, dengan kalimat: ‘Untunglah ada teknologi aplikasi sehingga sedikit pekerja pun cukuplah untuk menuai.’
Jadi, pesan untuk para pembuat aplikasi Katolik. Tunggu apalagi? Bikin saja aplikasi Uber Pastor atau Grab Pastor. Pasti laris, deh. Dan membawa banyak berkat bagi umat yang membutuhkan.
Kredit foto: Ilustrasi (Perayaan Misa Natal tahun 2012 di Paroki St. Perawan Maria Bunda Kristus, Wedi, Kab. Klaten/Ratna Untung)