Puncta 01 April 2024
Senin Oktaf Paskah
Matius 28:8-15
APRIL Mop, atau hari kebodohan sedunia, sering juga disebut sebagai April Fools’ Day dalam bahasa Inggris, diperingati setiap tanggal 1 April tiap tahun.
Pada hari itu, orang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah.
Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap keluarga, teman bahkan tetangga dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu. Orang tidak boleh marah kalau dikerjai.
Kalau di Seminari dulu, kita sering menipu teman yang lugu dan “lurus-lurus” pada tanggal 1 April.
Kita bilang teman itu dipanggil Romo Rektor di kamarnya.
Teman yang dikerjai itu dengan cepat naik ke kamar Romo Rektor dan mengetuk pintu. “Selamat sore Romo, apakah Romo memanggil saya?” tanyanya dengan lugu.
“Tidak, saya tidak memanggil kamu. Kayaknya kamu dibohongi teman-temanmu. Kamu kena prank karena beberapa orang tadi juga datang kepada saya. Ini tanggal 1 April.” Kata Romo Rektor menjelaskan.
Teman-teman lain mengintip dari balik jendela kamar sambil “cekikikan” karena berhasil menipu seorang teman.
Dalam bacaan hari ini, para imam kepala tidak sedang membuat April Mop. Mereka dengan sengaja merancang sebuah kebohongan publik. Para penjaga makam Yesus tahu bahwa makam Yesus kosong. Mereka melaporkan kepada para imam kepala.
Para tua-tua itu meminta kepada para penjaga untuk menyebarkan berita bohong bahwa murid-murid Yesus pada malam hari mencuri jenasah-Nya.
Mereka menyuap para penjaga dengan sejumlah uang dan menjamin bahwa mereka tidak akan kena marah dari wali negeri. Berita bohong itu tersebar sampai hari ini.
Orang-orang itu menutupi kebenaran dengan berita bohong. Hal ini dilakukan agar tidak semakin banyak rakyat yang percaya pada Yesus yang bangkit.
Kalau rakyat percaya, hancurlah reputasi mereka di mata orang banyak. Kebohongan diciptakan untuk menutupi kebobrokan mereka.
Kita juga sering melakukan kebohongan-kebohongan agar kelihatan baik, suci, saleh, rajin, bersih dan hebat. Kita sering memakai topeng ketidakjujuran untuk menutupi keburukan dan kejelekan diri sendiri.
Kita sering takut dianggap jelek, gagal, rendah, bodoh, miskin dan tidak terkenal. Dengan mudahnya kita menyebar berita bohong, hoax dan menipu orang lain.
Tetapi kebenaran tidak bisa ditutupi. Kebusukan lama-lama juga akan tercium baunya.
Kebangkitan Yesus tidak bisa ditutup-tutupi dengan cara apa pun. Kuasa manusia tidak mampu menghalangi kuasa ilahi.
Warta kebangkitan itu menembus banteng-benteng yang menghalangi.
Pesan Yesus lebih kuat, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea. Di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Kita semua juga diutus mewartakan kebenaran Injil bahwa Yesus telah bangkit dan menyertai kita sampai akhir zaman.
Jangan ada dusta di antara kita,
Lagunya dinyanyikan Broery Pesolima.
Yesus Kristus bangkit dengan jaya,
Ia mengalahkan maut dan dosa.
Cawas, Sukacita Paskah, Alleluia
Rm. A.Joko Purwanto Pr