Armagedon

0
0 views
Armagedon
  • Bacaan 1: Why 14:14-20
  • Injil: Luk 21:5-11

Pada tahun 1998 sebuah film berjudul “Armagedon” meraih nominasi Academy Award. Sebuah film fiksi-ilmiah tentang akhir zaman. Digambarkan terjadi hujan meteor dahsyat menghancurkan Space Shuttle Atlantis yang mengorbit, sebelum memasuki atmosfer dan membombardir Kota New York, Boston, Philadelphia, Moncton, Halifax, dan Newfoundland.

NASA lalu merekayasa peledakan bom nuklir untuk menghancurkan sebuah asteroid yang berpotensi menabrak bumi sehingga hancur dan kiamat.

Dalam Kitab Suci (Why 16:16), Harmagedon adalah sebuah lembah dekat Megido. Dikenal dalam sejarah Yahudi sebagai lokasi perang besar-besaran yang mengakibatkan banyak orang terbunuh (2Raj 23:28-30) dan dipercaya menjadi tempat Allah menghabisi musuh-musuh-Nya saat akhir zaman nanti.

Sedangkan waktu “menuai”, digambarkan sebagai hari penghakiman Allah (Yl. 3:13 dan Mat. 13:39), yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus selaku Hakim Agung saat akhir zaman atau dikenal sebagai “Parousia”.

Dalam bacaan hari ini, Dia digambarkan duduk diatas awan dan dikepala-Nya mengenakan Mahkota Emas serta sebilah sabit tajam di tangan-Nya. Terkesan garang dan tegas, suatu gambaran Kristus yang sama sekali berbeda dengan selama ini sebagai sosok yang lembut dan penuh kasih.

Dalam injil Lukas hari ini, Tuhan Yesus menggambarkan bahwa semua kengerian seperti peperangan dan pemberontakan itu memang harus terjadi mendahului Parousia atau akhir zaman.

Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

  • Bangsa akan bangkit melawan bangsa
  • Kerajaan melawan kerajaan,
  • Akan terjadi gempa bumi dahsyat
  • Di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan,
  • Akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Pesan hari ini

Bahasa Jawa: “aja gumunan” (jangan terkagum dan takjub) oleh kemegahan, kemolekan duniawi. Semuanya akan hancur binasa pada akhir zaman.

Fokus dan songsonglah “Parousia” dengan kesiapsiagaan tingkat tinggi, sebab kapan terjadinya tidak ada yang tahu.

“Dengan gagal mempersiapkan diri, kamu harus bersiap untuk gagal.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here