Arnold Janssen, Orang Gila Yang Menjadi Kudus

2
825 views
Arnoldus Janssen, Bapa Pendiri Serikat Sabda Allah (SVD)

Berasal dari keluarga Katolik konservatif

Setiap tanggal 15 Januari, para anggota dari tiga tarekat religius, yakni SVD, SSpS dan SSpSAP di seluruh jagad memperingati hari kematian pendirinya, Santo Arnold Janssen.

Arnold Janssen  lahir pada 5 November 1837 di Goch, Jerman. Ia meninggal dunia tanggal 15 Januari 1909.

Ayahnya bernama Gerhard Janssen dan ibunya bernama Anna Katharina. Pasangan kekasih ini dikaruniai 11 anak.

Gerhard dan Anna adalah penganut agama Katolik, tapi mereka bukan Katolik Natal Paskah atau Katolik tunggu momen permandian, sambut baru atau nikah. Ayah dan ibu Anrnold Janssen adalah orangtua yang sungguh-sungguh Katolik.

Benih-benih kekatolikan itu Gerhard dan Anna tularkan juga kepada kesebelas anaknya. Hal itu, nampak dalam kebiasaan rohani yang dihidupi di dalam keluarga Gerhard Janssen dan Anna Katharina.

Doa dan kerja adalah gaya hidup keluarga Gerhard Janssen. Berkat kehidupan spiritual yang sungguh mendalam tersebut, anak kedua dari Gerhard Janssen dan Anna, Arnold Janssen kemudian masuk pendidikan calon imam.

Arnold kemudian ditahbiskan menjadi imam tanggal 15 Agustus 1861 di Prusia.

Politik Kulturkamfp  

Arnold Janssen menjadi imam di saat situasi sosial dan politik di dalam kerajaan Prusia (sekarang Jerman) sedang tidak baik-baik saja.

Pada masa itu, pemerintahan Prusia di bawah kendali Perdana Menteri Otto von Bismarck bertekad keras menyatukan kerajaan-kerajaan di sekitarnya untuk menjadi sebuah kekaisaran. Prusia menjadi pemimpin kekaisaran yang dicita-citakan oleh Bismarck.

Ambisi Bismarck itu tercapai. Pada tahun 1871, Prusia berubah menjadi sebuah kekaisaran baru di daratan Eropa. Raja Wilhem I menjadi kaisar dan Otto von Bismarck menjadi kanselir.

Segera setelah Prusia menjadi kekaisaran, Otto Von Bismarck bekerja keras menguatkan rasa nasionalisme di dalam kekaisarannya agar tak runtuh di tengah jalan.

Dalam upaya penguatan nasionalisme Prusia tersebut, Bismarck melihat bahwa terdapat dua rintangan besar yang mesti disingkirkan, yaitu pengaruh Gereja Katolik Roma yang sangat kuat di bagian selatan Prusia dan kaum sosialis.

Dalam pandangan Bismarck, kaum sosialis adalah tikus negara yang mesti dilenyapkan. Demikian pun dengan Gereja Katolik Roma. Jadi, bagi Bismarck, musuh utama kekaisaran Prusia saat itu ialah kaum kiri dan Gereja Katolik.

Berangkat dari politik kebencian Bismarck ini, maka lahirlah ide politik Kulturkampf.

Rumah Misi peninggalan karya monumental yang dirintis oleh Arnoldus Janssen. (SVD)

Ide gila mendirikan Rumah Misi

Esensi dari politik Kulturkamfp ala Otto von Bismarck ialah anti agama; khususnya Gereja Katolik Roma yang sangat berpengaruh pada masa itu.

Bismarck, pemimpin konservatif, mulai melarang para imam Katolik bicara tema-tema politik di atas mimbar gereja. Puncak dari kebencian politik Bismarck ialah penutupan gereja-gereja, biara-biara dan sekolah-sekolah Katolik serta pengusiran para imam Katolik dari tanah Prusia.

Dalam situasi sosial dan politik yang sangat genting seperti itu lahirlah ide gila Arnold Janssen untuk mendirikan sebuah rumah misi.

Arnold berpikir dan berencana mengumpulkan para imam dan frater keuskupan yang dinonaktifkan oleh pemerintahan Otto van Bismarck. Selanjutnya, ia ingin membina serta mendidik mereka menjadi misionaris yang siap diutus pergi ke tanah misi.

Sayangnya, rencana tersebut sama tidak berhasil. Praktisnya tidak ada imam diosesan yang berminat pada apa yang dicita-citakan oleh Arnold Janssen. Namun, ia tak putus harapan.

Arnold berpikir dan merenung lagi untuk menemukan solusi lain.

Nah, dalam permenungannya Arnold Janssen menemukan sebuah ide baru, yakni membuka sebuah sekolah misi bagi anak-anak muda usia belasan tahun.

Tujuannya ialah mendidik dan mempersiapkan mereka untuk menjadi misionaris di daerah-daerah misi. Justru sekolah misi inilah yang berhasil menampung dan mendidik banyak anak muda yang siap untuk menjadi misionaris.

Hal ini terjadi di luar rencana awal Arnold Janssen. Namun, ide gila Arnold Janssen ini disangsikan oleh banyak kalangan terutama para sahabat dekatnya karena pelbagai alasan logis berikut.

Pertama, realitas sosial politik yang keras dan kampanye politik pemerintah Prusia dalam upaya untuk memusnahkan pengaruh Gereja Katolik di seluruh negeri kekaisaran Prusia.

Dalam situasi khaos seperti itu, jika seorang imam nekad untuk mendirikan sebuah rumah misi, maka ia adalah manusia sinting yang irasional.

Namun, Arnold Janssen justru berpikir terbalik. Ia memilih untuk melawan arus deras politik Kulturkapf.

Bangunan bersejarah jejak peninggalan Arnolus Janssen. (SVD)

Arnold Janssen berkeinginan keras mendirikan sebuah rumah misi. Karena itu, suatu waktu Arnold Janssen pergi menghadap Uskup Koln (Cologne) untuk menyampaikan idenya mendirikan sebuah rumah misi.

Merujuk pada situasi politik yang sedang membara, sang uskup berkata kepada Arnold, “Sekarang situasi genting, gereja roboh berantakan dan Anda hendak mendirikan rumah misi?”

Arnold Janssen tak gentar, apalagi gugup. Ia berpikir lalu menjawab sang uskup, katanya, “Justru di atas reruntuhan ini sesuatu yang baru harus dimulai.”

Ini memang jawaban orang nekad dan gila. Bagaimana mungkin Anda bisa membangun sebuah rumah misi di saat-saat negara sedang berupaya membasmi keberadaan gereja-gereja dan pengusiran para imam?

Kedua, persoalan kepribadian Arnold Janssen yang kaku. Menurut para sahabatnya, Arnold Janssen adalah seorang yang keras kepala, ragu-ragu, dan sulit dalam mengambil keputusan.

Seorang teman kelasnya berkata tentangnya, “Sejauh yang saya kenal teman kelas kami, siapa yang layak mendirikan rumah misi, Arnold ada pada urutan terakhir.”

Nah, Arnold sendiri tahu dan sadar diri bahwa ia tidak cocok sebagai seorang pendiri sebuah rumah misi. Tetapi, mengapa ia masih nekad untuk mendirikan rumah misi?

Ketiga, problem finansial.

Arnold Janssen adalah seorang imam yang miskin. Pada awalnya, ia hanya ingin mendirikan rumah misi, Arnold sama sekali tidak memiliki uang. Suatu ketika Arnold nekat pergi menghadap Uskup Roermond Mgr. Paraedis. Guna minta surat izin mau mendirikan rumah misi di Steyl yang saat itu masuk dalam teritori Keuskupan Roermond.

Namun, Mgr. Paraedis mendengar bahwa Arnold tidak mempunyai uang sepeser pun.

Uskup menjadi heran dan berkata kepada Arnold, “Lihatlah orang itu, ia mau mendirikan rumah misi, tetapi tidak mempunyai uang sama sekali. Katanya, modalnya hanyalah iman. Ya, dia itu orang gila atau orang kudus”.

Mendengar kritikan pedas sang uskup, Arnold Janssen tidak menjadi grogi. Ia justru berpikir untuk menjawab kritikan sang uskup itu dengan logika terbalik, “Uang ada di saku penderma.”

Ini memang sebuah jawaban gila. Bagaimana mungkin Anda mau mendirikan sebuah perusahaan dan menampung banyak anak muda di dalamnya tanpa modal sepeser pun?

Ini memang gila dan di luar logika manusia.

Tiga kesangsian logis atas ide gila Arnold Janssen tak pernah menyurut keinginannya untuk terus berusaha dan melangkah maju. Arnold sama sekali tidak merasa tersinggung terhadap kritikan logis yang disampaikan oleh para sahabat dan uskup kepadanya.

Arnold Janssen santai, tetap tenang dan optimis. Ia membaca kritik dari mereka sebagai pemicu utama yang mendorongnya untuk terus terbang jauh ke langit menembus cita-citanya yang tidak lain adalah rencana Tuhan sendiri.

Dengan bermodalkan iman, Arnold Janssen berhasil menembus asap gelap politik Kulturkamfp dan membungkam seribu satu kritik yang dilancarkan oleh para pengkritiknya.  

Atas kuasa penyelenggaraan ilahi, Arnold Janssen berhasil membeli sebuah rumah bekas bar di Steyl untuk dijadikan sebuah rumah misi bagi para kaum muda yang berpikir tentang masa depan dan perubahan dunia.

Alhasil, gubuk misi sederhana itu lahir SVD (1875), SSpS (1889) dan SSpSAP (1896). Ide gila Arnold Janssen yang disangkal itu telah menjelma menjadi kenyataan.

Sesungguhnya, Arnold Janssen adalah seorang pemikir surga yang berpikir terbalik dari apa yang telah menjadi kebiasaan orang-orang pada masanya. Arnold Janssen adalah seorang matematikus, “filsuf” dan visioner yang tajam yang mampu berpikir bening tentang masa depan banyak orang yang merintih dalam jeritan kesakitan, kemiskinan, ketidakadilan dan keterbelakangan dalam ilmu pengetahuan.

Berkat ide gilanya itu, kini banyak orang di seluruh jagad bumi ini mendapat berkat dalam berbagai wujud seperti benih-benih iman kristiani, cahaya pendidikan, peradaban, kesehatan dan lain sebagainya.

Dan, sekarang orang gila menurut Uskup Paraedis itu telah menjadi orang kudus dan berkat bagi banyak bangsa di seluruh jagad bumi.

Santo Arnold Janssen doakanlah kami.

“Semoga Hati Yesus tinggal di dalam hati semua m.anusia”

2 COMMENTS

  1. Salam jumpa pater. Salam sehat. Saya Isidorus Lilijawa di Kupang. Pater apakah saya bisa mendapatkan materi artikel Arnold Janssen Orang Gila yang Menjadi Kudus. Kami sedang menyusun buku kecil untuk sekolah dan kampus SVD di Kupang. Terima kasih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here