Artikel Politik: Nandur Dhemit

PERTEMUAN kami pagi itu, tidak dalam agenda. Kami berjumpa di Stasiun Tugu, Yogyakarta, sama-sama menunggu KA Prameks (Solo–Kutoarjo PP). Meskipun, tujuan kami berbeda: Klaten dan Solo. Di dalam kereta kami duduk berdampingan. Begitu kereta bergerak meninggalkan Stasiun Tugu, pada pukul 09.09, ia mulai bercerita. “Pak, pernah mendengar istilah nandur dhemit, belum?,” tanyanya mengawali ceritanya. Tanpa … Continue reading Artikel Politik: Nandur Dhemit