![](https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2016/08/scj-3-696x522.jpg)
DUDUK dan bertukar pengalaman dalam bermisi merupakan fokus kegiatan Asian Junior Priests Meeting (AJPM) dari tanggal 6-10 Agustus 2016. AJPM dilakukan oleh para imam SCJ muda usia tahbisan 10 tahun ke bawah baik dari Indonesia, Vietnam, Beijing, Filipina maupun India di Rumah Retret La Verna, Lampung. Kegiatan ini merupakan pertemuan tiga tahunan sekali.
Pertemuan yang dihadiri oleh 43 Dehonian (sebutan lain untuk pengikut Pater Dehon SCJ, pendiri Kongregasi SCJ) mengambil tema Merciful Dehonian in Asia: Together towards Tomorrow. Tema ini diangkat untuk menyelaraskan semangat misi para Dehonian di Tanah Asia dengan gerakan merciful dari Paus Fransiskus.
Kehadiran SCJ di Asia
Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus di Asia (SCJ) telah hadir di Asia sejak abad ke-19. Di Indonesia, SCJ telah memulai misinya sejak tahun 1923. Kemudian menyusul pada tahun 1989, SCJ menghadirkan diri di Filipina. Berkat bimbingan Roh Kudus, akhirnya SCJ dapat hadir di India (1994), Papua yakni Keuskupan Timika (2001), Vietnam (2005), lalu Tiongkok (2014). Saat ini, SCJ telah terlibat dalam pelayanan di beberapa bidang seperti pendidikan, parokial, pastoral orang muda, karya sosial, imigran, panggilan calon imam dan sebagainya.
![scj 2](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2016/08/scj-2-e1471066973853.jpg)
Keragaman dalam karya dan konteks mendorong para Dehonian di Asia untuk senantiasa merefleksikan misinya. Kegiatan AJPM yang kedua ini bertujuan untuk menggali bersama core values yang selama ini dibagikan selama bermisi. Core values yang berakar dari semangat Pater Dehon tersebut mengikat para Dehonian di Asia untuk menyadari kesatuan mereka kendati berada di negara yang berbeda.
Para SCJ muda dari luar Indonesia diberi kesempatan untuk mengalami live in di beberapa komunitas SCJ entah di Keuskupan Agung Palembang maupun Keuskupan Tanjung karang. Kemudian mereka berkumpul bersama SCJ Indonesia selama empat hari untuk mendapat input dari Romo FA Purwanto SCJ, P. Santoso SCJ, dan Y. Sunardi SCJ.
Romo Purwanto secara khusus mengangkat gagasan Konferensi Uskup-uskup di Asia (FABC) tentang misi mewujudkan gereja lokal. Sementara Romo Santoso menyampaikan pengamatannya terhadap karya-karya SCJ yang telah dibuat selama ini dan kemudian menggarisbawahi nilai-nilai injili yang diperjuangkan oleh masing-masing negara. Pada bagian akhir, Romo Sunardi, yang selama ini mendalami bidang psikologi klinis, menawarkan gagasan bagaimana Dehonian mengembangkan aspek merciful dalam karya pelayanannya.
![scj 1](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2016/08/scj-1-e1471067067146.jpg)
Kesempatan berbagi
Selama pertemuan, diadakan pula cultural presentation dan perkenalan negara. Masing-masing negara mempersembahkan tarian, lagu, cerita, makanan dan simbol kenegaraan kepada rekan-rekannya. Presentasi tersebut sungguh memperkaya dan membuat para Dehonian semakin mengapresiasi keragaman yang dimilikinya. Setiap negara juga mendapat kesempatan dalam perayaan ekaristi untuk membagikan kekayaan pengalaman dalam berkomunitas.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, romo Provinsial SCJ, yakni Alexander Sapta Dwi Handoko SCJ, menggarisbawahi gerak bersama para Dehonian di Asia untuk setia memperjuangkan semangat belaskasih dalam misi. Dengan demikian, Gereja dapat menjadi wajah yang kelihatan dari Allah yang penuh belas kasihan.
Pada pidato penutupan, Romo Paulus Guntoro SCJ sebagai Koordinator AJPM kali ini berharap agar di tahun-tahun mendatang setiap negara dapat membagikan perjuangannya dalam menghadirkan semangat kerahiman dalam pelayanannya. Dengan demikian usaha yang melewati trial and error itu dapat menjadi persembahan yang indah bagi Hati Yesus yang Mahakudus dan umat Allah di Asia.