ORANG dulu menyebutnya dengan istilah Astuti. Ini bukan nama orang, melainkan ritual prosesi adorasi Sakramen Maha Kudus dengan pendupaan dan doa-doa permohonan. Dulu sekali, perayaan ritual Astuti diadakan pada misa-misa tertentu, biasanya pada kesempatan Misa Jumat Pertama alias Jumper.
Astuti dan Sesawi adalah dua entitas berbeda, namun saling dekat. Sesawi sebagai forum paguyuban para eks frater, bruder, dan pastor Jesuit (Sesama Sahabat Warga Ignatian) selalu menyelanggarakan misa jumper setiap awal bulan; biasanya dua bulan sekali. Dalam kurun waktu setahun, maka Misa Jumper Sesawi berlangsung sebanyak enam kali. Nah, pada kesempatan itulah Astuti diselenggarakan pada akhir perayaan ekaristi.
Astuti sering juga dikenal dengan sebutan Salve atau Pujian.
Di bulan Februari 2016 lalu, Misa Jumper sekaligus Astuti atau Salve berlangsung di Wisma SJ Johar Baru, Jakarta Pusat. Ini tak biasa, karena selama kurun waktu lebih dari enam tahun terakhir ini acara dwi bulanan itu selalu diselenggarakan di Kolese Kanisius di Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat.
Untuk pertama kalinya pula, Misa Jumper berikut Astuti terjadi bersama Romo BS Mardiaatmadja Sj, profesor teologi di STF Driyarkarta. Sebelumnya, dosen teologi yang ramah ini mengikuti program Liburan Natal Sesawi di Villa Martha di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pertengahan Januari 2016 lalu. Karena itulah, kali itu misa dan salve lalu diadakan di rumah residensial para Jesuit di Wisma Johar.
Misa Jumper dan Astuti hanyalah satu satu program reguler yang diadakan oleh Paguyuban Sesawi, selain beberapa aktivitas dan program lainnya.