Aturan Main

0
229 views
Ilustrasi - Menolak untuk diatur. (Ist)

Renungan Harian
Rabu, 23 Maret 2022
Bacaan I: Ul. 4: 1. 5-9
Injil: Mat. 5: 17-19
 
SUATU waktu, komunitas kami menyelenggarakan sebuah acara bersama. Acara ini terbuka untuk seluruh anggota komunitas, baik yang aktif maupun tidak, juga untuk para simpatisan.

Oleh karena pesertanya cukup banyak dan beragam, baik dari sisi usia maupun jenjang pendidikan, maka dibuatlah aturan-aturan agar acara ini dapat berjalan dengan baik dan seluruh peserta dapat mengikuti dan mengambil manfaat dari acara ini.

Aturan-aturan yang dibuat ini kemudian ditawarkan kepada semua peserta agar dicermati; apakah dengan aturan-aturan ini membantu peserta dapat mengikuti acara dengan baik dan acara dapat berjalan dengan lancar. Semua peserta setuju melihat bahwa aturan-aturan itu amat membantu dan sepakat dengan aturan-aturan yang dibuat.
 
Saat mengawali acara, aturan-aturan itu dibacakan kembali untuk mengingatkan seluruh peserta dan kembali seluruh peserta sepakat untuk menaati aturan-aturan itu demi kebaikan bersama.

Pada hari pertama, acara berjalan dengan baik dan peserta mengalami bahwa aturan-aturan itu bukan sesuatu yang membebani, melainkan membantu kelancaran acara.

Namun pada hari kedua, ada satu orang peserta yang seringkali membuat “ulah”. Seluruh peserta merasa terganggu dengan “ulahnya” ini, maka ketua panitia mengingatkan bahwa sudah ada aturan-aturan yang disepakati.

Namun, berkali-kali diingatkan tidak juga mengubah perilakunya yang sungguh-sungguh mengganggu. Bahkan dengan lantang di depan seluruh peserta, orang itu mengajukan perubahan peraturan agar “ulahnya” tidak bertentangan dengan aturan.

Tidak ada satu peserta pun yang setuju dengan usulan perubahan aturan itu. Maka ketua panitia penyelenggara memberi pilihan mau ikut acara atau tidak.

Kalau ikut acara maka silahkan menaati aturan, tetapi kalau tidak mau menaati aturan silahkan meninggalkan tempat acara. Akhirnya, karena tidak juga mau mengerti, maka peserta itu diminta meninggalkan tempat acara.
 
Saat diminta meninggalkan tempat acara, orang itu marah-marah dengan mengatakan bahwa dirinya telah dizalimi oleh panitia; panitia otoriter dan sok berkuasa; dan berbagai macam omelan-omelan yang lain.

Ketika peserta itu sudah meninggalkan tempat, acara dapat berjalan dengan lancar dan seluruh peserta merasakan damai dan kegembiraan.
 
Saat kami mengadakan refleksi atas acara itu, kami melihat bahwa peserta yang diminta pulang itu sesungguhnya ingin menunjukkan kemampuannya. Dia merasa bahwa dirinya lebih hebat dari semua peserta dan berharap mendapat pengakuan dari seluruh peserta.

Di samping itu dia juga berharap bahwa dirinya bisa menjadi acuan bagi seluruh peserta. Namun karena ambisinya yang berlebihan sehingga bukannya membantu, tetapi justru mengganggu.

Dan saat dirinya dianggap mengganggu, ia berusaha mengubah peraturan agar dirinya tidak dianggap pengganggu.
 
Setiap bidang kehidupan selalu ada aturan mainnya masing-masing. Banyak orang yang berjuang menaatinya demi kehidupan bersama yang lebih baik, namun tidak sedikit yang melanggar demi kepentingan pribadi.

Bahkan acap kali terjadi mereka yang mempunyai kuasa dan kekuatan akan menggunakannya untuk mengubah aturan main demi kepentingan sendiri. Saat tidak mempunyai kekuatan atau kuasa, maka akan menggalang massa agar mempunyai kekuatan.
 
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Ulangan, mengingatkan kita akan aturan main agar kita dapat menggapai kehidupan kekal, sampai ke Tanah Terjanji.

“Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Allah nenek moyangmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here